Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
Olahraga
11 jam yang lalu
Borneo FC Kecewa Gagal Ke Final, Akui Permainan Tak Sesuai Harapan
2
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
Olahraga
11 jam yang lalu
Tak Ada Insiden Saat Madura United FC Kembali Ke Hotel
3
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
11 jam yang lalu
Dua Klub Pastikan Lolos Ke Babak Final Championship Series BRI Liga 1 2023/24
4
Sebagai PSN Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Harus Didukung
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Sebagai PSN Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Harus Didukung
5
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
Umum
10 jam yang lalu
Jakpro Helat TIM Art Festival Mulai 30 Mei 2024
6
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Olahraga
10 jam yang lalu
Arema FC Evaluasi Pemain Asing Dan Pulangkan Pemain Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pasca Aksi Bela Rakyat 121, Pengamat: Pemerintah Harus Awasi Agenda Terselubung

Pasca Aksi Bela Rakyat 121, Pengamat: Pemerintah Harus Awasi Agenda Terselubung
Ramses. (istimewa)
Kamis, 12 Januari 2017 20:39 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Pengamat Politik Maksimus Ramses Lalongkoe mengatakan, pemerintah perlu mengawasi dan memantau agenda terselubung pasca aksi unjuk rasa bela rakyat 121 yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia pada Kamis, 12 Januari 2017.

Aksi unjuk rasa para mahasiswa atas dorongan rasa kegelisahan mereka terhadap situasi saat ini masih patut dipertanyakan, mengingat saat ini belum nampak gejolak sosial di tengah masyarakat seperti yang disuarakan para mahasiswa tersebut.

"Pemerintah perlu awasi dan terus memantau agenda-agenda terselubung pasca aksi unjuk rasa ini terjadi. Pengawasan ini penting demi menghindari agenda-agenda lain selain yang menjadi pokok tuntutan para mahasiswa", ucap Ramses di Jakarta, Kamis (12/1/2017).

Menurutnya, gerakan demonstrasi secara serempak di sejumlah kota di Indonesia jarang terjadi. Meskipun ada namun jumlah lokasinya tidak sebanyak yang terjadi saat ini. Pola gerakan mahasiswa semacan ini perlu dilihat secara komprehensip, apakah semangatnya memang murni atau ada agenda-agenda tersembunyi lainnya terutama pasca aksi unjuk rasa berlangsung.

Aksi unjuk rasa memang tidak dilarang, namun pola gerakan unjuk rasa yang berbeda dari gerakan-gerakan sebelumnya perlu dilihat sebagai sesuatu yang lain. Gerakan itu murni karena adanya keresahan secara sosial terhadap suatu kondisi bangsa atau karena ada muatan-muatan politik lainnya yang patut diwaspadai," kata Ramses.

Lebih lanjut Ramses yang juga sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini menjelaskan, aksi-aksi unjuk rasa belakangan ini termasuk aksi unjuk rasa bela rakyat 121 harus dilihat sebagai suatu rangkaian secara utuh. Mahasiswa memang kelompok akademis yang independen namun juga tidak terlepas dari virus politik yang menjebak mereka dalam setiap gerakan.

Untuk itu kata Ramses pemerintah perlu melihat ini sebagai suatu rangkaian gerakan untuk menjatuhkan suatu rezim yang sedang berkuasa. Jika aksi-aksi ini merupakan bagian awal untuk membuka jalan menumbangkan rezim sambil memperkuat legitimasi politik maka pemerintah harus lebih cepat mengantisipasinya, paparnya.

Seperti diketahui, hari ini (12/1), Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia menggelar aksi unjuk rasa bela rakyat. Aksi yang berlangsung secara serempak di sejumlah kota di Indonesia ini memrotes dan mengkritisi kebijakan pemerintahan Jokowi yang menaikkan harga berbagai barang dalam beberapa waktu terakhir. Mulai harga bahan bakar minyak (BBM), tarif dasar listrik (TDL) hingga kenaikan tarif pengurusan surat kendaraan bermotor, seperti STNK dan BPKB. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/