Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Adelia Pasha Kemalingan di Paris, Tas Istri Pasha Ungu itu Raib
Umum
23 jam yang lalu
Adelia Pasha Kemalingan di Paris, Tas Istri Pasha Ungu itu Raib
2
Taylor Swift dan Travis Kelce Kepergok Bersantai Mesra di Pantai Bahamas
Umum
23 jam yang lalu
Taylor Swift dan Travis Kelce Kepergok Bersantai Mesra di Pantai Bahamas
3
Eva Mendes Mundur dari Dunia Akting Demi Anak
Umum
23 jam yang lalu
Eva Mendes Mundur dari Dunia Akting Demi Anak
4
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
Olahraga
22 jam yang lalu
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
5
Berkolaborasi dengan Galestra, Donner Buka Toko Flagship Pertama di Jakarta
Umum
23 jam yang lalu
Berkolaborasi dengan Galestra, Donner Buka Toko Flagship Pertama di Jakarta
6
Zayn Malik Rindu Kejayaan Masa Lalu
Umum
23 jam yang lalu
Zayn Malik Rindu Kejayaan Masa Lalu
Home  /  Berita  /  Lingkungan

Zulkifli Hasan: Pemimpin Harusnya Jadi Pelayan Masyarakat

Zulkifli Hasan: Pemimpin Harusnya Jadi Pelayan Masyarakat
Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, saat memberikan sosialisasi 4 Pilar di Bandung. (foto: Setjen MPR)
Sabtu, 14 Januari 2017 13:37 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
BANDUNG - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan turut prihatin dengan isu kebangsaan, yang terus berlangsung sejak akhir 2016 hingga awal 2017. Keprihatinan itu muncul, karena adanya kelompok yang berpendirian, bukan golongannya, berarti bukan teman. Mereka yang bukan teman bisa dimusuhi dan diperangi. Meskipun masih satu bangsa dan negara, Indonesia.

Pengelompokan-pengelompokan yang memicu pertikaian, itu menurut Zulkifli muncul seiring semakin rapuhnya semangat kebangsaan. Dan semakin besarnya kesenjangan, baik antara pusat daerah, jawa non jawa, serta barat dan timur.

Pernyataan itu disampaikan Ketua MPR RI dihadapan peserta Rakernas Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI). Acara tersebut berlangsung di masjid Al Furqpn Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Jawa Barat, Sabtu (14/1).

Kesenjangan yang terjadi di Indonesia, itu kata Zulkifli tampak begitu kasat mata. Antara lain, pada bidang penguasaan lahan, penguasaan sumber daya alam, hingga aktivitas impor yang sudah mencakup seluruh kebutuhan hidup. Mulai dari padi, bawang, jagung, kedele hingga garam.

"Petani kita tak punya lahan, dan pekerjaan, mereka juga tak memiliki keterampilan dan pengetahuan, ketika lapar, menjadi sangat gampang disusupi untuk melakukan tindakan anarkisme", kata Zulkifli menambahkan.

Selain karena alasan kesenjangan, kata Zulkifli perilaku pejabat negara yang tidak mencerminkan Pancasila, menambah rumit persoalan kebangsaan.

Mereka adalah para pejabat yang lupa dengan tujuannya menjadi pemimpin. Sehingga menjadikan jabatannya sebagai alat untuk memperkaya diri sendiri. Lupa pada sumpahnya yang harus menjadi pelayan masyarakat. (rls)

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77