Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
4 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
2
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
3 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
3
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
2 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
4
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
3 jam yang lalu
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
5
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
1 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
6
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
55 menit yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Sambut Imlek, Warga Tionghoa Gelar Ritual Ayak Abu

Sambut Imlek, Warga Tionghoa Gelar Ritual Ayak Abu
Ritual Ayak Abu. (foto: merdeka.com/mitra ramadhan)
Sabtu, 21 Januari 2017 20:12 WIB

TANGERANG - Warga Tionghoa di Kota Tangerang melakukan ritual sakral menjelang perayaan tahun baru Imlek. Yakni dengan melakukan Ayak Abu di Vihara Nimmala, Klenteng Boen San Bio, Jalan KS Tubun, Pasar Baru, Kota Tangerang.

Ritual ini merupakan kegiatan membersihkan abu dupa di tempat pembakaran dupa yang diberi nama Heyoloh.

Mereka percaya tradisi yang hanya dilakukan satu kali dalam setahun itu, nantinya abu yang telah bersihkan akan dibawa para dewa atau Toa Pek Kong untuk naik bertemu dengan Tuhan sebagai laporan amal perbuatan umatnya.

Yan Suharlim, Pembina Klenteng Boen San Bio mengatakan, berdasarkan penanggalan Imlek pada tanggal 24 bulan 12 atau satu pekan menjelang perayaan Tahun Baru Imlek merupakan hari sakral yakni Toa Pek Kong atau dewa-dewa naik ke langit menghadap Tuhan.

"Naiknya Toa Pek Kong untuk melaporkan amal baik dan buruk umatnya selama satu tahun terakhir, dengan membawa abu persembahyangan atau abu sisa pembakaran dupa," katanya, Sabtu (21/1/2017) seperti dilansir merdeka.com.

Untuk itu, warga Tionghoa tertentu bersama pengurus Klenteng Boen San Bio, bergotong royong untuk membersihkannya dengan cara mengayak abu persembahyangan, yang berada di dalam tempat khusus di setiap altar persembahyangan klenteng.

"Abu yang sudah dalam keadaan bersih kemudian dibawa para dewa sebagai bahan laporan kepada Tuhan, dan akan membawa berkah pada kehidupan tahun berikutnya atau bertepatan dengan tahun Shio Ayam," jelas Yan.(mdk)

Editor:Arie RF
Sumber:merdeka.com
Kategori:Banten, Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77