Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
2
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
22 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
3
Indra Sjafri Genjot Fisik Timnas U-20 Indonesia
Olahraga
23 jam yang lalu
Indra Sjafri Genjot Fisik Timnas U-20 Indonesia
4
Pemkab Kepulauan Seribu Peringati Pekan Imunisasi Dunia 2024
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Pemkab Kepulauan Seribu Peringati Pekan Imunisasi Dunia 2024
5
Kesit Budi Handoyo Siapkan Pakta Integritas untuk Kepengurusan PWI Jaya 2024-2029
Umum
20 jam yang lalu
Kesit Budi Handoyo Siapkan Pakta Integritas untuk Kepengurusan PWI Jaya 2024-2029
6
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
Umum
20 jam yang lalu
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Mengharukan, Pemuda Ini Kayuh Sepeda 600 Kilometer Temui Kakaknya yang Sakit, di Tengah Jalan Dapat Kabar Sang Kakak Sudah Meninggal

Mengharukan, Pemuda Ini Kayuh Sepeda 600 Kilometer Temui Kakaknya yang Sakit, di Tengah Jalan Dapat Kabar Sang Kakak Sudah Meninggal
(tribunnews.com)
Senin, 23 Januari 2017 20:46 WIB
MANILA - Kisah mengharukan ini datang dari Filipina. Seorang pemuda terpaksa mengayuh sepeda sejauh 600 kilometer untuk menemui kakaknya yang sakit parah di kampung, karena tak memiliki uang untuk ongkos naik angkutan umum.

Dilansir dari Viral4real, Minggu (23/1/2017), Jessie Halling (22) mendapapatkan kabar, saudaranya Rhamil (29) sedang dalam keadaan kritis.

Jessi yang saat ini tinggal di Kota Pasig, Filipina, tidak memiliki uang untuk pulang ke kampung halamannya di Desa Barangay Hinangra, Provinsi Sorsogon, tempat saudaranya dirawat.

Karena alasan itu, ia memutuskan mengayus sepeda sejauh 600 km demi melihat saudaranya tertuanya itu yang dikabarkan dalam keadaan kritis setelah mengidap pneumonia.

Rhamil dilaporkan sempat dirawat di rumah sakit, karena terkendala biaya, akhirnya dibawa pulang dan dirawat di rumah.

Selama dirawat di rumah, keadannya semain memburuk, bahkan sudah tak sadarkan diri.Jessi yang bersikeras ingin menemui dan melihat kondisi kakaknya itu, mengayuh sepeda melewati bukit, sungai dan pegunungan.

Namun, usahanya itu terhenti setelah di tengah perjalanan ia mendapat kabar kakaknya sudah meninggal dunia pada 19 Januari lalu, sekitar pukul 08.25 waktu setempat.

Jessie tak bisa menyembuyikan kesedihannya, sejumlah orang yang mendukung usaha Jessi mencoba menyemangatinya dan memintanya untuk bersabar.

Dalam sebuah postingan, Jessie mengaku tak bisa berbicara saat mendengar kakaknya meninggal.

Ia juga berterima kasih pada semua orang yang telah mendukung dan menyaksikan perjuangannya menemui kakaknya.***

Editor:hasan b
Sumber:tribunnews.com
Kategori:Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/