Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
22 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
2
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
15 jam yang lalu
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
3
GM Temur Kuybakarov Jadi Korban Permainan 'Liar' GM Novendra
Olahraga
23 jam yang lalu
GM Temur Kuybakarov Jadi Korban Permainan Liar GM Novendra
4
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
Olahraga
15 jam yang lalu
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
5
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
2 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
6
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
2 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Home  /  Berita  /  Riau

RAL Makin Tak Jelas dan Rumit, Sekdaprov Riau: Saya Harus Hati-hati

RAL Makin Tak Jelas dan Rumit, Sekdaprov Riau: Saya Harus Hati-hati
Ilustrasi.
Senin, 23 Januari 2017 13:47 WIB
Penulis: Ratna Sari Dewi
PEKANBARU - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, Ahmad Hijazi mengaku belum mengetahui secara pasti mengapa Riau Airlines (RAL) yang sempat digadang-gadangkan itu kini 'tinggal nama' begitu saja tanpa kepastian.

Bahkan, perusahaan plat merah ini terlilit hutang hingga ratusan miliaran rupiah dan sudah empat tahun tidak beroperasi.

"Saya orang baru harus hati-hati sedikit (bertindak) soal RAL, belum masuk jauh ke sana. Perlu dikoordinasikan dengan Biro Perekonomian lebih lanjut," kata Hijazi kepada GoRiau.com di Ballroom Menara Dang Merdu, Bank Riau Kepri, Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, Senin (23/1/2017) siang.

Dari sedikit informasi tentang RAL yang diterimanya dari mantan Komisaris Utama PT RAL, Mambang Mit, Hijazi mengaku perlu mencermatinya satu per satu. Diantaranya mengenai inventarisasi aset pesawat yang dimiliki PT RAL.

Belum lagi persoalan kerugian RAL yang mencapai Rp5 miliar setiap bulannya akibat adanya kebijakan direksi yang membuat business plan jarak jauh. Padahal seharusnya perusahaan 'si burung besi' itu membuat business plan jarak pendek, bukan sebaliknya.

Hal itu semakin diperburuk karena perusahaan yang hampir bangkrut waktu itu tidak juga dipailitkan.

"Kata pak Mambang, RAL punya lima pesawat, ada yang milik sendiri dan sewa. Kita masih dalami," urai pria kelahiran Indragiri Hilir ini. ***

Kategori:Pemerintahan, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/