Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Olahraga
11 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
2
Ezra Walian Bertekad Sudahi Puasa Juara Persib Bandung
Olahraga
11 jam yang lalu
Ezra Walian Bertekad Sudahi Puasa Juara Persib Bandung
3
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Olahraga
10 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
4
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
10 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
5
Tomas Jaktim Sebut Berpasangan Dailami Firdaus Potensial Menang di Pilkada Jakarta
Pemerintahan
11 jam yang lalu
Tomas Jaktim Sebut Berpasangan Dailami Firdaus Potensial Menang di Pilkada Jakarta
6
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
9 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Imam Islamic Center New York: Muslim Indonesia dan Muslim AS Sama-sama Sedang Dapat Ujian

Imam Islamic Center New York: Muslim Indonesia dan Muslim AS Sama-sama Sedang Dapat Ujian
Imam Masjid Al-Hikmah New York Shamsi Ali
Sabtu, 28 Januari 2017 12:37 WIB

JAKARTA - Sebagai warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Amerika, Imam Besar Masjid New York, Ustaz Shamsi Ali memandang kondisi sosial politik dua negara besar Indonesia dan Amerika Serikat (AS) saat ini menghadapi ujiannya masing-masing.

Ketika Ustaz Shamsi mengunjungi Indonesia pekan ini, ia mengakui banyak mendapat berbagai keluhan terkait kondisi sosial politik dan hukum yang merugikan umat Islam di Tanah Air.

Pria yang juga dikenal sebagai Imam di Islamic Center New York ini, juga mendapatkan keluhan hal yang sama muslim di AS, setelah terpilihnya Presiden Donald Trump.

"Kedua bangsa besar ini, Indonesia dan AS sedang menjalani ujian untuk naik kelas," kata Imam Shamsi Ali katanya seperti dilansir Republika.co.id, Sabtu (28/1).

Ia mengibaratkan di setiap akhir semester pasti ada ujian. Melalui ujian itulah seseorang atau sekelompok orang akan menaiki jenjang selanjutnya dalam perjalanan hidupnya.
Walaupun ia tidak mengingkari adanya kasus yang mengganggu kerukunan itu di sana-sini, baik di Indonesia maupun di AS.

"Tapi satu hal yang ingin saya sampaikan bahwa jangan kasus-kasus itu yang dianggap sebagai wakil dari negara dan bangsa secara keseluruhan," ujarnya.

Menurutnya sekuat apa pun kecenderungan intoleransi pada kelompok tertentu, dari sebuah bangsa hendaknya dilihat sebagai kasus. Bukan representasi bangsa itu sendiri. Tendensi generalisasi, kata dia, terkadang menjadikan penilaian kita tidak adil, bahkan conderung menzalimi pihak yang dianggap berseberangan.

"Betapa sering saya dengarkan jika Muslim Indonesia tidak lagi toleran, karena ada sekolompok kecil dari kalangan umat ini yang menyuarakan resistensi terhadap pembangunan gereja di sebuah tempat tertentu. Begitu juga sebaliknya tuduhan Amerika anti Islam, yang tidak memberikan hak-hak beragama bagi komunitas Muslim," kata dia.

Biasanya tuduhan ini juga karena kasus-kasus yang terjadi di beberapa tempat, khususnya setelah Donald Trump terpilih menjadi presidennya. Tentu secara pribadi ia ada kekhawatiran. Namun ia tetap ingin kedua bangsa besar ini tetap berdiri utuh menjaga kerukunan dan kedamaian dalam keragaman yang ada.(rol)

Editor:Arie RF
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/