Home  /  Berita  /  GoNews Group
Mentan Pimpin Rakor Tanam Pajale di Sumut

Gubsu: Alokasi Anggaran Rp169 M untuk Tanaman pangan dan Hortikultura

Gubsu: Alokasi Anggaran Rp169 M untuk Tanaman pangan dan Hortikultura
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Luas Tambah Tanam Padi, Jagung dan kedelai (Pajale) di Hotel Garuda Plaza Medan.
Sabtu, 11 Februari 2017 12:59 WIB
Penulis: RLS

MEDAN - Setelah sukses swasembada pangan, Indonesia bersiap menjadi negara pengekspor beras. Hal ini dikatakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Luas Tambah Tanam Padi, Jagung dan kedelai (Pajale) di Hotel Garuda Plaza Medan. Menurut Mentan saat ini Indonesia surplus dan bahkan tidak impor lagi dengan produksi padi nasional 2016 sebesar 79,17 juta ton dari target 72 juta ton.

"Jadi memang sudah surplus beras sehingga memang ada rencana ekspor.Dewasa ini ekspornya sedang penjajakan dan negara tujuannya sudah ada, tapi nanti saja dinformasikan," ujar Mentan.

Hadir dalam rakor tersebut Pangdam I BB Mayjen TNI Lodewyk Pusung, Aster KASAD Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak, Sekda Provsu Hasban Ritonga, Anggota DPD RI Parlindungan Purba, Anggota DPR-RI Fadly Nurzal, dan unsur FKPD. Menteri menegaskan, sebelumnya Indonesia sudah mengekspor beras organik ke lima negara antara lain Belgia.

"Jadi memang akan ada ekspor beras biasa.Tunggu saja," katanya.

Menurut dia, dengan ekspor, maka Indonesia akan semakin dikenal dan bahkan diharapkan bisa menjadi lumbung pangan dunia. Adapun dengan sudah swasembada dan tidak impor lagi, kata dia, Indonesia sudah mendapat banyak keuntungan. Dengan tidak mengimpor beras, Indonesia misalnya sudah untung Rp10 triliun pada tahun 2016.

Sementara di sisi petani, Andi Amran Sulaiman menyebutkan, dengan produksi padi yang meningkat sebanyak 79, 17 juta ton dan harga jual gabah sekitar Rp4.000 per kilogram, penghasilan petani diperhitungkan sebesar Rp51,36 triliun. "Jadi swasembada dan surplus bahkan ekspor beras harus dilakukan Indonesia dan untuk itu semua daerah harus mengejar target swasembadanya," katanya.

Mentan mengakui bahwa ada upaya agar pemerintah membuka kran impor antara lain dengan berupaya menekan harga gabah di pasar. "Tetapi jangan mimpi kran impor dibuka pemerintah sepanjang petani bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.Walau diakui memang sulit menekan impor," katanya.

Gubernur Sumut HT Erry Nuradi mengatakan, Pemprov Sumut bersama Kodam I/BB dan pemerintah daerah sudah melakukan gerakan percepatan tanam di sentra produksi padi antara lain Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Simalungun dan Batubara. Gerakan percepatan tanam itu akan segera dilakukan juga di Langkat, Deliserdang, Tapanuli Tengah dan Samosir. 


"Gerakan percepatan tanam itu diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian luas tambah tanam padi di Sumut," katanya yang diwakili Sekda Provinsi Sumut, Hasban Ritonga.

Dia menyebutkan dengan produksi yang meningkat, daya beli petani Sumut juga semakin naik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, pada September 201 Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 100,79 atau naik 1,50 persen dibandingkan Agustus 2016. Ini merupakan kenaikan NTP itu tertinggi di Indonesia. Sumut, memiliki potensi besar dalam pembangunan pertanian terutama tanaman pangan dan hortikultura. 

Berdasarkan angka sementara (asem), produksi padi Sumut tahun 2016 mencapai 4.610.097 ton atau naik 565.265 ton dibandingkan tahun 2015 sebanyak 4.044.832 ton. Pencapaian itu merupakan yang tertinggi selama 12 tahun terakhir dan membuat Sumut surplus beras sebesar 1.171.355 ton

Lebih lanjut dikatakannya pada periode tanam Otober 2016-Maret 2017 Provinsi Sumut menargetkan luas tambah tanam padi sebesar 523.041 Hektar dan telah mencapai realisasi sebesar 377.645 hektar atau 72,29 persen. Untuk Komoditi jagung dari target 163,743 Hektar terealisasi sebesar 141.912 hektar atau sebesar 86,67 persen. Sedangkan pada Komoditi kedelai dari target sebesar 7.351 hektar terealisasi tambahan tanam sebesar 1.051 hektar atau 14,30 persen.

Untuk mendukung keberhasilan program upaya khusus (Upsus) peningkatan produksi padi, Jagung, dan kedelai Pemprovsu bersama Kodam I Bukit barisan dan Pemda Kabupaten telah melaksanakan gerakan percepatan tanam di kabupaten-kabupaten sentra produksi padi seperti di Kabupaten Serdang bedagai, Tapanuli Utara, Tobasa, Simalungun dan Batubara. Gerakan percepatan tanam juga direncanakan dilaksanakan di kabupaten langkat, Delisedang, tapanuli Tengah dan Samosir.

“Gerakan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian luas tambah lahan tanam padi di Provinsi Sumut. Percepatan tanam dilakukan dengan pengolahan tanah segera setelah panen, mobilsasi alat dan mesin pertanian, penyemaian diluar lahan sawah dan penggunaan benih unggul,”ujar Hasban.

Lebih lanjut dikatakan Hasban dalam rangka mempertahankan swasembada pangan berkelanjutan, pemerintah Provinsi Sumut telah mengambil langkah-langkah diantaranya mendorong percepatan tanam, peningkatan indeks pertanaman untuk mengejar target tanam, memberikan bantuan benih, pupuk organi, pestisida dan alat mesin pertanian pra tanam dan pasca panen. Selanjutnya melakukan perbaikan jaringan irigasi pada jaringan tersier, penerapan teknologi jajar legowo dan benih hibrida. Serta mendorong perluasan tanam padi, jagung dan kedelai areal tanam pada lahan-lahan yang selama ini tidak dimanfaatkan.

“Untuk mewujudkan hal tersebut, pada tahun 2017 pemprovsu melalui APBD mengalokasikan anggaran sebesar Rp169 miliar untuk Dinas Tanaman pangan dan Hortikultura. Alokasi ini merupakan alokasi anggaran tertinggi untuk sektor tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Sumut,” ujar pungkasnya.

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/