Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Olahraga
22 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
2
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Olahraga
22 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
3
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Olahraga
19 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
4
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
22 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
5
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
6
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
21 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Home  /  Berita  /  Lingkungan

Pilkada di Sejumlah Daerah Dimenangkan 'Kotak Kosong'

Pilkada di Sejumlah Daerah Dimenangkan Kotak Kosong
Kamis, 16 Februari 2017 15:53 WIB
JAKARTA - Pelaksanaan Pilkada serentak Rabu (15/2/2017), berlangsung aman. Hal itu sudah dilaporkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo kepada Presiden Joko Widodo.

''Pilkada ini berjalan aman, dijaga TNI, polisi, Badan Intelijen Negara. Bagus semua," ucap Tjahjo saat dicegat di Istana Kepresidenan, Kamis (16/2/2017), seperti dikutip dari tempo.co.

Tjahjo melaporkan hal-hal menarik selama pilkada, seperti kemenangan "kotak kosong" dalam pilkada kemarin. Padahal, ujar dia, kemenangan kotak kosong itu di daerah yang padat penduduk dan lawannya didukung banyak partai.

Yang dimaksud dengan situasi kotak kosong adalah ketika seorang calon menjadi satu-satunya calon di daerah tersebut. Karena tidak ada lawan, ditaruhlah kotak kosong di kertas suara.

Lucunya, justru lebih banyak yang memilih kotak kosongĀ tersebut. Contoh daerah dengan calon tunggal adalah Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Landak dan Kabupaten Buton.

''Menurut saya, itu menarik,'' ujar Tjahjo.

Meski pilkada kemarin berjalan aman, di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) terjadi kericuhan. Penyebabnya adalah pemilih tidak terdaftar di daftar pemilih tetap (DPT), perlakuan Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara (KPPS) yang buruk, dan habisnya kertas suara.

Sebagai contoh, pada pilkada DKI Jakarta kemarin, di sejumlah TPS, seperti TPS 033, Kemayoran, danĀ TPS 97, Kampung Gusti, terjadi kericuhan karena banyak warga tidak mendapatkan kertas suara.

Beberapa warga sampai menuding bahwa hal itu adalah upaya mengurangi perolehan suara salah satu calon.***

Editor:hasan b
Sumber:tempo.co
Kategori:GoNews Group, Politik, Lingkungan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/