Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
16 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
17 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
17 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
16 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
18 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Olahraga
16 jam yang lalu
Mahesa Jenar Terlecut Dukungan Panser Biru
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Perayaan Cap Go Meh Batal Digelar di Masjid Agung Jawa Tengah, Ini Alasannya

Perayaan Cap Go Meh Batal Digelar di Masjid Agung Jawa Tengah, Ini Alasannya
Masjid Agung Jawa Tengah
Sabtu, 18 Februari 2017 18:16 WIB
SEMARANG - Perayaan Cap Go Meh yang sudah diizinkan pemerintah dan aparat setempat digelar di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Minggu (19/2/2017), akhirnya dibatalkan.

Ketua Dewan Pelaksana Pengelola MAJT, Dr KH Noor Ahmad MA menyebutkan, ada beberapa alasan yang mendasari pembatalan pelaksanaan perayaan Cap Go Meh di MAJT. Yang pertama, karena waktunya dianggap tidak tepat.

Kedua, karena aspirasi umat Islam menginginkan agenda budaya ini jangan dulu dilaksanakan. “Yang ketiga, tentunya memang ada semacam pengertian bersama, apakah bagian dari budaya masyarakat Tionghoa tersebut bisa dilaksanakan di lingkungan umat muslim,” jelasnya, Sabtu.

Sebab, lanjut Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang ini, sebenarnya akan dilaksanakan di lingkungan MAJT dan bukan dalam masjidnya.

Dalam pengelolaan, kata Noor Achmad, lingkungan MAJT dipilah menjadi dua kawasan. Yakni kawasan bangunan masjid serta kawasan bisnis yang berada di kompleks MAJT. Kawasan bisnis ini sendiri juga disewa oleh masyarakat non-Muslim.

Namun demikian izin telah dicabut dan penyelengaraannya dipindahkan ke halaman Balai Kota. Meski demikian mereka ingin, supaya yang hadir bukan orang Tionghoa saja, tapi juga orang Islam.

Karena hubungan masyarakat Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh tidak memandang suku, ras dan agama. Jadi ini bukan acara keagamaan, tetapi acara budaya. Teman- teman yang di Persatuan Islam Tiongoa Indonesia Piti (PITI) juga ada di sana (red; dalam kepanitiaan).

Sekali lagi, lanjut Noor Achmad, pertimbangan awalnya mengapa sempat akan diselenggarakan di lingkungan MAJT karena ini merupakan acara budaya.

''Selain itu, memang ada harapan dari teman- teman PITI, setelah mendengarkan tausyiah dari KHA Mustofa Bisri (Gus Mus) dan Habib Luthfi bin Yahya ada yang tertarik untuk masuk Islam,'' tambahnya.

Seperti diketahui, perayaan Cap Go Meh di Semarang ini sebelumnya bakal digelar di lingkungan MAJT. Bersamaan dengan kegiatan ini juga akan digelar dialog budaya yang menghadirkan sejumlah tokoh. Antara lain KHA Mustofa Bisri, Habib Luthfi bin Yahya, Bhante Dhammasubho Mahathera, dan Romo Aloysius Budi Purnomo.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co
Kategori:Jawa Tengah, Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/