Sambangi Pesantren di Serang, Ini Pesan Zulkifli Hasan ke Para Santri

JAKARTA - Pondok Pesantren Attaufiqiyyah yang terletak di Kampung Lapang, Desa Sukamanah, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang menjadi sasaran sosialisasi Empat Pilar MPR yang kedua dihadiri Ketua MPR DR (HC) Zulkifli Hasan pada Selasa, 28 Februari 2017.

Zulkifli hadir di sana setelah menghadiri acara yang sama di Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa di Serang, Banten. Kehadiran Zulkifli Hasan di pondok pesantren yang dipimpin KH. Edy Suhrowardi ini, bertepatan dengan peringatan hari lahir ke-91 Nahdlatul Ulama (NU). Hadir dalam acara ini anggota MPR Fraksi PAN dapil Banten H. Yandri Santoso, Ketua DPC NU Kabupaten Serang KH. Moh. Kholil, dan undangan lainnya.

Sosialisasi Empat Pilar MPR. diikuti oleh 600 peserta, terdiri dari para santri pondok pesantren Attaufiqiyyah, para siswa sekolah-sekolah NU di lingkup Dewan Pimpinan Cabang NU Serang, dan warga NU lainnya. Tidak seperti biasanya, para peserta duduk bersimpuh di lantai pada sebuah bangunan yang beratap tanpa dinding.

Di depan para peserta, Zulkifli Hasan menguraikan makna Empat Pilar, yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka, satu persatu secara terperinci.

Menariknya, dan ini yang membuat para peserta bersemangat, di sela-sela pemaparan materi Empat Pilar, Zulkifli Hasan menyelipkan pertanyaan menyangkut Empat Pilar. Bagi peserta yang dapat menjawab diberi hadiah uang Rp 200.000. Ada sekitar empat atau lima pertanyan yang diajukan dan semunya berhasil dijawab oleh para peserta.

Zulkifli Hasan mengingat bahwa saat ini persaingan kian terbuka, kompetisi juga semakin terbuka. Artinya, kalau kita tidak siap maka bisa kalah dari yang lain. Ia mengutip ucapan Bung Karno yang pernah mengatakan bahwa kalau kita tidak siap maka kita bisa jadi kuli di negeri orang lain, atau menjadi kulii di negeri sendiri.

Agar tidak menjadi kuli, kata Zulkifli Hasan, para santri dan siswa harus belajar terus sampai perguruan tinggi.

"Sebab, untuk berprestasi, untuk bisa membanggakan orang tua, tidak ada yang mudah. Jalannya penuh liku dan untuk menggapainya butuh perjuangan keras," ujar Zulkifli Hasan. ***