Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
20 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
20 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
3
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
18 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
18 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
13 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
14 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Lapisan Es di Antartika Berubah Jadi Hijau, Ada Apa?

Lapisan Es di Antartika Berubah Jadi Hijau, Ada Apa?
Es yang berubah warna menjadi hijau di Laut Ross, Antartika (NASA Earth Observatory)
Senin, 13 Maret 2017 12:35 WIB

ANTARTIKA - Foto yang diambil oleh Operational Land Imager (OLI) yang beroperasi pada Satelit Landsat 8, menampilkan bongkahan es besar berwarna hijau mengapung di Laut Ross, Antartika. Apa sebenarnya yang menyebabkan es tersebut tampak hijau?

Dikutip dari Daily Mail, Senin (13/3/2017), warna hijau es tersebut disebabkan oleh fitoplankton yang terdapat di permukaan air. Hal itu diungkapkan oleh ilmuwan es dari Antarctic Climate and Ecosystems Cooperative Research Center Australia, Dr. Jan Lieser.

Fitoplankton yang juga disebut dengan mikroalga, merupakan tumbuhan laut mikroskopik yang mengambang di permukaan laut yang masih tertembus sinar Matahari.

Mereka serupa dengan tanaman darat dan mengandung klorofil, sehingga membutuhkan sinar Matahari untuk bertahan hidup dan tumbuh.

Fitoplankton tumbuh subur di perairan sekitar Antartika selama musim semi dan panas, di mana permukaan es menerima lebih banyak sinar Matahari. Namun menurut peneliti, fitoplankton juga dapat tumbuh saat musim gugur dengan kondisi tertentu.

Sebelumnya, Lieser dan rekannya telah mengamati fenomena seurpa pada 2012 di Princess Astrid Coast, Antartika Timur. Fenomena berkembangnya fitoplankton kembali terjadi pada 2015 dan 2017, tepatnya di Terra Nova Bay.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan plankton dalam jumlah besar sehingga dapat terlihat dari angkasa luar di antaranya adalah, kondisi es, angin, sinar Matahari, ketersediaan hara, dan predator.

Pada awal 2017, tidak banyak es yang berlabuh ke pantai. Hal tersebut diduga membantu pertumbuhan "benih" fitoplankton.

Fitoplankton merupakan unsur penting bagi ekologi Samudra Selatan, karena mereka adalah makanan bagi zooplankton, ikna, paus, dan spesies laut lainnya.

Saat ini, para peneliti masih belum yakin mengapa fitoplankton tumbuh subur pada musim gugur.

"Apakah 'mekarnya' fitoplankton pada akhir musim menyediakan kondisi pembibitan untuk kembali tumbuh subur pada musim semi?" ujar Lieser.

Para peneliti dapat mempelajari lebih banyak tentang fenomena tersebut pada April 2017 mendatang, yakni saat terdapat ekspedisi lain yang dijadwalkan mengunjungi daerah di Antartika tersebut.(lpc)

Editor:Arie RF
Sumber:liputan6.com
Kategori:GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/