Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
17 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
19 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
15 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
15 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
16 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Jengkol Sumbang Inflasi di Riau

Jengkol Sumbang Inflasi di Riau
ilustrasi. (detikcom)
Senin, 03 April 2017 12:05 WIB
Penulis: Ratna Sari Dewi
PEKANBARU - Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,27 persen dengan lndeks Harga Konsumen (IHK) 129,85 pada periode Maret 2017. Salah satu penyumbang inflasinya terjadi pada komoditas bahan makanan jengkol.

Dengan demikian inflasi Tahun Kalender (Januari-Maret 2017) sebesar 1,41 persen, dan lnflasi Year on Year (Maret 2017 terhadap Maret 2016) sebesar 5,02 persen.

Dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, dua kota mengalami inflasi, yakni Pekanbaru sebesar 0,38 persen, dan Tembilahan 0,01 persen, sedangkan Dumai deflasi sebesar 0,19 persen.

Diuraikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Aden Gultom, inflasi Riau bulan Maret 2017 terjadi karena adanya kenaikan harga pada enam kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,64 persen, diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,57 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,20 persen.

Kemudian, kelompok kesehatan sebesar 0,11 persen, kelompok sandang sebesar 0,08 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03 persen. Sedangkan satu kelompok pengeluaran mengalami deflasi, yakni ke|ompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,27 persen.

"Komoditas yang menyembangkan inflasi di Riau antara lain tarif listrik, bawang merah, minyak goreng, daging ayam ras, jengkol cabai merah, rokok kretek, ikan nila, bahan bakar rumah tangga, dan lain-lain," kata Aden Gultom saat menggelar ekpos di Pekanbaru, Senin (3/4/2017).

Sementara itu, komoditas yang menahan inflasi (deflasi) antara lain tarif pulsa ponsel, bayam, telur ayam ras, cabai hiiau, cabai rawit, daging sapi, ayam hidup, gula pasir, dan lain-lain.

Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 8 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Bungo sebesar 0,71 persen, diikuti oleh Pekanbaru dan Pangka| Pinang masingmasing sebesar 0,38 persen, serta Jambi 0,31 persen.

Sedangkan inflasi terendah teriadi di Kota Tembilahan sebesar 0,01 persen. Deflasi terjadi di 15 kota Iainnya dengan deflasi tertinggi terjadi di kota Taniung Pandan sebesar 1,49 persen. "Dari 10 ibukota Provisi di Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di Pekanbaru, Pangkal Pinang, dan Jambi," imbuhnya.

Kemudian, di Indonesia, dari 82 kota yang menghitung IHK, 33 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,24 persen, diikuti Ambon 1,13 persen, dan Jayapura sebesar 0,95 persen.

"Dan inflasi terendah terjadi di Kota Tembilahan dan Baniarmasin. Masing-masing sebesar 0,01 persen," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/