Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
11 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
Olahraga
19 jam yang lalu
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
3
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
4
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
7 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
5
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
7 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
6
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
7 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Parlemen Eropa Hina Sawit Indonesia, Menteri KLH Klarifikasi

Parlemen Eropa Hina Sawit Indonesia, Menteri KLH Klarifikasi
Menteri KLH Siti Nurbaya. (inilah.com)
Jum'at, 07 April 2017 23:59 WIB
JAKARTA - Report on Palm Oil and Deforestation of Rainforests telah disahkan Parlemen Eropa di Starssbourg.Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengaku telah mengetahui hal itu.

Karena itu, Siti Nurbaya didampingi oleh Duta Besar Indonesia untuk Finlandia Wiwiek Setyawati Firman melakukan klarifikasi yang menyebut persoalan sawit adalah masalah besar yang dikaitkan dengan isu korupsi, pekerja anak, pelanggaran HAM, penghilangan hak masyarakat adat dan lain-lain.

''Bagi Indonesia, isu sawit seperti ini merupakan hal yang sensitif dan dalam kaitan lingkungan serta kehutanan, maka saya harus merespons,'' kata Nurbaya, Jumat (7/4/2017).

Ia menjelaskan industri sawit di Indonesia merupakan industri besar yang menyangkut hajat hidup petani meliputi areal tanam sawit seluas 11,6 juta hektar, dimana 41 persen merupakan tanaman petani atau small holders.

''Kemudian, tenaga kerja dari usaha hulu hingga hilir tidak kurang dari 16 juta orang petani dan tenaga kerja,'' ujarnya.

Menurutnya, catatan-catatan negatif dalam mosi tersebut merupakan penghinaan kepada Indonesia dan tidak bisa diterima. Yakni, tuduhan sawit adalah korupsi, eksploitasi pekerja anak, pelanggaran hak asasi manusia dan sawit menghilangkan hak masyarakat adat.

''Semua itu tuduhan yang keji dan tidak relevan sekarang,'' jelasnya.

Pemerintah Indonesia dalam kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru sedang melaksanakan praktik-praktik sustainable management dalam pengelolaan sawit dan industri-industri land based lainnya saat ini dan sedang diintensifkan.

''Sustainable development jadi concern pemerintah saat ini sama seperti orientasi Parlemen Eropa dan negara-negara lain di dunia, Indonesia termasuk yang didepan dalam upaya implementasi Paris Agreement,'' katanya.

Untuk itu, Nurbaya mengatakan resolusi nada penghinaan kepada Indonesia dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia ini tidak bisa diterima. ''Indonesia akan mampu berhadapan dengan negara manapun di dunia, manakala kedaulatannya terusik,'' tandasnya. ***

Editor:hasan b
Sumber:inilah.com
Kategori:Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/