Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
Olahraga
22 jam yang lalu
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
2
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
4 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
3
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
5 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
4
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
4 jam yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
5
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
2 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
6
Ketua Hima Persis DKI: Tagline Sukses Jakarta untuk Indonesia Inspiratif
Pemerintahan
2 jam yang lalu
Ketua Hima Persis DKI: Tagline Sukses Jakarta untuk Indonesia Inspiratif
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Kasus Penyiraman Air Keras terhadap Novel Basweden Dinilai Tindakan Pengecut, IPW: Polri Jangan Diam!

Kasus Penyiraman Air Keras terhadap Novel Basweden Dinilai Tindakan Pengecut, IPW: Polri Jangan Diam!
Novel Basweden dirawat di Rumah Sakit. (istimewa)
Selasa, 11 April 2017 17:06 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan adalah sebuah teror terhadap upaya pemberantasan korupsi di negeri yang dilakukan para pengecut.

Untuk itu Polri diharapkan segera menangkap pelaku dan mengungkap motifnya, apakah berkaitan dengan kasus orupsi yang sedang diusut Novel atau tidak.

"Polri harus cepat tangkap pelaku, jangan diam," ungkap Presidium IPW, Neta S Pane kepada GoNews.co, Selasa (11/4/2017) di Jakarta.

Ind Police Watch (IPW) khawatir jika kasus ini tidak segera diungkap dan pelakunya tidak segera ditangkap akan menjadi modus baru atau trend yang diikuti orang orang tidak bertanggungjawab untuk meneror KPK dan para penyidiknya.

"Artinya, aksi penyiraman air keras itu bukan lagi sebagai ajang balas dendam tapi bisa pula dijadikan alat untuk melumpuhkan KPK yang belakangan ini makin agresif membongkar kasus kasus korupsi besar, terutama yang dilakukan mafia proyek yang berkolusi dengan para pejabat negara," tukasnya.

Bagaimana pun kata dia, Polri harus mampu melindungi KPK beserta para penyidiknya dari berbagai aksi teror, apalagi sebagian besar penyidik KPK adalah anggota Polri.

Sehingga Polri dan KPK bersama sama masyarakat harus segera mengkampanyekan perang terhadap teror upaya pemberantasan korupsi.

"Perang terhadap koruptor harus makin digencar dilakukan agar para koruptor tidak bersikap seenaknya, sudah mengemplang uang rakyat masih juga melakukan teror," tegas Neta.

Masih kata Neta, tidak ada pilihan bagi KPK dan Polri selain bekerja sama agar bisa dengan cepat menangkap pelaku dan membongkar jaringan serta otak pelaku penyiraman air keras tersebut.

"IPW berharap KPK dan para penyidiknya tidak gentar menghadapi aksi teror penyiraman air keras yang dilakukan para pengecut ini. Justru KPK harus makin agresif membongkar kasus kasus korupsi besar agar para koruptor tidak makin berani menebar teror. Namun demikian KPK dan Polri sudah saatnya memikirkan tindakan pengamanan terhadap para penyidik KPK, apakah melalui pengawalan khusus atau penambahan petugas pengamanan agar mereka bisa terlindungi dengan maksimal," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/