Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
21 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
2
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
23 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
3
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
Olahraga
22 jam yang lalu
Lawan Chinese Taipei, Fajar/Rian Tambah Keunggulan Indonesia 2-0
4
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Umum
23 jam yang lalu
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
5
Brad Pitt Kepergok Jalan Bareng Ines De Ramon di Pantai Santa Barbara
Umum
23 jam yang lalu
Brad Pitt Kepergok Jalan Bareng Ines De Ramon di Pantai Santa Barbara
6
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
8 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Internasional

Menggelikan, Bayi Usia 3 Bulan Dijemput Paksa ke Rumah dan Diinterogasi di Kedubes AS karena Dituduh Teroris

Menggelikan, Bayi Usia 3 Bulan Dijemput Paksa ke Rumah dan Diinterogasi di Kedubes AS karena Dituduh Teroris
Harvey Kenyon-Caims bersama ibu dan kakeknya. (dream)
Kamis, 20 April 2017 19:31 WIB
LONDON - Seorang bayi berusia 3 bulan harus menjalani interogasi karena dituduh teroris. Peristiwa menggelikan ini terjadi di Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di London, Inggris.

Dikutip dream.co.id, dari Harvey Kenyon-Caims, 3 bulan, harusnya merayakan libur pertamanya di sebuah villa di Orlando, Florida bersama ibu dan kakeknya.

Tapi, liburannya gagal dan bayi mungil itu justru diinterogari di Kedubes AS karena dituduh teroris.

Ternyata penyebabnya, si kakek, Paul Kenyon, 62 tahun, tanpa sadar telah membuat kesalahan saat mengurus visa untuk cucunya.

Dia membubuhkan tanda centang pada kolom jawaban 'ya' di bawah pertanyaan mengenai keterkaitan dengan aktivitas teroris.

Kesalahan itu baru dia sadari saat hendak mengambil visa cucunya di Kedubes. Visa tersebut ditolak.

''Saya tidak percaya mereka tidak bisa melihat ini murni kesalahan dan bahwa bayi berusia tiga bulan tidak akan membahayakan siapapun,'' kata Kenyon.

Tak Punya Selera Humor

Bayi Harvey diambil oleh petugas keamanan dari rumahnya di Poynton, Cheshire ke Kedubes di Grosvenor Square untuk diinterogasi. Perjalanan dari rumah ke Kedubes memakan waktu sekitar 10 jam pulang pergi, lebih lama dibandingkan penerbangan dari Manchester ke Orlando sekitar 9,5 jam.

''Bayi Harvey sangat bagus saat diinterogasi dan tidak pernah menangis sekalipun. Saya berpikir akan membawa dia dengan jumpsuit warna oranye, tapi hanya berpikir,'' kata Kenyon.

''Mereka sama sekali tidak memiliki selera humor dan bahkan tidak bisa melihat sisi yang lucu,'' ucap si kakek melanjutkan.

''Dia jelas tidak terlibat dengan genosida maupun spionase, tapi dia telah menyabotase sejumlah popok, saya tidak memberitahu mereka di Kedubes AS,'' ucap dia.

Buat Visa Baru

Kenyon terpaksa mengeluarkan uang lebih sekitar 3.000 poundsterling, setara Rp51 juta untuk visa baru cucunya. Ini lantaran visa yang telah dia urus tidak bisa keluar.

Alhasil, keluarganya harus terbang secara terpisah. Kenyon terbang lebih dulu bersama istrinya, Cathy, 57 tahun, dan cucunya perempuannya, Ava. Sementara bayi Harvey beserta orangtuanya, Faye Kenyon-Cairns, 27 tahun dan John Cairns, 31 tahun, terbang beberapa hari sesudahnya.

''Ini adalah kesalahan yang sangat mahal, tapi saya berharap Kedubes AS akan menyadari itu adalah kesalahan sederhana tanpa kita harus melewati sejumlah rintangan,'' ucap Kenyon.***

Editor:hasan b
Sumber:dream.co.id
Kategori:Peristiwa, Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/