Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
13 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
11 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
4
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
9 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
5
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
9 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
6
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
9 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Ternyata, PT CRS Punya Pipa Siluman untuk Buang Limbah ke Sungai

Ternyata, PT CRS Punya Pipa Siluman untuk Buang Limbah ke Sungai
Kondisi air Sungai Tesso di LTD tampak berwarna hitam pekat, Rabu (12/4/2017).
Senin, 15 Mei 2017 16:04 WIB
Penulis: Wirman Susandi
TELUKKUANTAN - Dugaan pencemaran lingkungan yang dilakukan PT Citra Riau Sarana (CRS) semakin kuat. Terlebih, lima orang warga pernah menemukan pipa siluman pembuangan limbah ke drainase yang bermuara ke Sungai Langsat.

"Awalnya kami hanya mendengar dari mulut ke mulut, bahwa PT CRS membuang limbah ke sungai secara berkala," ujar Syaipudin, warga Sukaraja, Logas Tanah Darat (LTD) saat hearing dengan DPRD Kuansing, Senin (15/5/2017) pagi.

Karena penasaran, lanjut Syaipudin, dirinya bersama empat warga lainnya mencari pipa siluman yang dimaksud.

"Penemuan pipa siluman itu pada akhir tahun 2015. Kami sengaja mencari, karena gaji kami tak dibayarkan. Setelah kami mengambil foto dan kemudian dilibatkan kepada managemen PT CRS, langsung gaji kami keluar," papar Syaipudin di depan peserta rapat.

Syaipudin mengaku tidak mengetahui secara persis letak pipa tersebut. Yang jelas, pipa siluman dialirkan ke drainase yang bermuara ke Sungai Langsat. Sungai Langsat tersebut merupakan hulu Sungai Teso.

"Kami menangkap pipa tersebut sekitar pukul 00.00 wib," tegas Syaipudin.

Senada dengan itu, Ampion, anggota BPD Sukaraja menyatakan peristiwa tersebut semakin menguatkan bahwa PT CRS sering membuang limbah ke sungai.

"Kami menduga, mereka membuang limbah ketika hujan. Malam itu memang ada hujan, tapi tak deras. Sehingga limbahnya membanjiri sungai," ujar Ampion.

Peristiwa pencemaran sungai yang diduga dilakukan PT CRS terjadi pada Rabu (12/4/2017) pagi. Ketika itu, warga menemukan air sungai dalam kondisi hitam.

"Tak ada pabrik lain selain pabrik PT CRS di sekitar Sungai Teso. Kita mengambil sampel di jembatan, jaraknya sekitar 6 Km dari pabrik," ujar Ampion.

Sementara, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kuansing yang juga turun meninjau dugaan pencemaran sungai.

"Kami turun sekitar pukul 14.00 Wib, ketika itu air sungai memang kelihatan normal dan tidak terlihat adanya limbah," ujar Zulkarnain, Kabid Pengendalian Limbah dan Pencemaran DLH Kuansing.

Karena sungai sudah terlihat normal, Zulkarnain bersama tim langsung menelusuri sumber limbah.

"Di kolam enam, ada drainase yang mengalir ke Sungai Langsat. Drainase ini memang lebih rendah dari kolam enam, sehingga memungkinkan limbah melimpah, apalagi saat hujan," terang Zulkarnaen.

Ketika itu juga, DLH Kuansing mengambil air yang ada di drainase tersebut dan dilakukan analisa.

"Ada enam parameter yang digunakan. Alhasil, tiga parameter menundukkan kelebihan baku mutu. Seperti kadar minyak dan lemak dan kandungan lainnya," jelas Zulkarnaen.

Guna memastikan tercemar atau tidaknya, DLH sudah mengirim sampel tersebut ke labor PU Riau. Ia berharap, hasil dari PU Riau segera keluar.

Menanggapi hal ini, Adi Supratman, General Manager PT CRS, membantah pabriknya mencemari sungai.

"Dalam hal pengelolaan limbah, kami menggunakan 'land aplication', jadi tak mungkin limbah jatuh ke sungai," ujar Adi.

Ia juga menegaskan bahwa jarak antara kolam dan sungai sangat jauh. "Setiap enam bulan sekali, DLH selalu melakukan monitoring pengelolaan limbah."

"Ya, selama ini kita mengelola limbah sesuai dengan arahan DLH," ucap Adi.

Usai hearing, GoRiau.com mengkonfirmasi kepada Adi terkait pipa siluman tersebut. "Ah, itu kan cerita lama mereka." jawabnya sambil tersenyum.

"Itu tahun 2015 silam, dua tahun lalu. Sekarang mana ada lagi," kilah Adi.***

Kategori:Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/