Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
Umum
23 jam yang lalu
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
2
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
Umum
20 jam yang lalu
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
3
1st FOBI World Barongsai Championship 2024, Grace Natalie: Sejarah Terukir Pertama Kali Piala Presiden Diperebutkan
Olahraga
23 jam yang lalu
1st FOBI World Barongsai Championship 2024, Grace Natalie: Sejarah Terukir Pertama Kali Piala Presiden Diperebutkan
4
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Umum
20 jam yang lalu
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Home  /  Berita  /  GoNews Group

44 Imigran, Termasuk Bayi, Tewas Kehausan di Gurun Sahara

44 Imigran, Termasuk Bayi, Tewas Kehausan di Gurun Sahara
Ilustrasi gurun. (republika.co.id)
Jum'at, 02 Juni 2017 05:45 WIB
JAKARTA - Sebanyak 44 orang imigran asal Niger, termasuk seorang bayi, ditemukan meninggal dunia di tengah gurun Sahara.

Mereka meninggal karena dehidrasi saat kendaraan yang ditumpanginya mogok di gurun terluas di dunia itu.

Menurut pejabat di Niger pada Kamis (1/6), para imigran tersebut sedang menuju ke Libya.

Niger diketahui merupakan rute utama bagi para imigran dari Afrika Barat menuju daratan Eropa. Pada 2016, sekitar 300 ribu imigran melewati negara Afrika Barat tersebut.

''Sebagian besar imigran yang meninggal berasal dari Ghana,'' kata petugas di wilayah Dirkou, Bachir Manzo dilansir dari AP, Kamis (1/6).

Manzo mengungkapkan dari 44 yang meninggal tiga di antaranya adalah bayi, dua anak dan 17 orang wanita. ''Sebanyak enam orang selamat dan dirawat di pusat imigran Dirkou,'' ungkap Manzo.

Menurut Manzo, sulit untuk mengetahui berapa banyak imigran yang hiang di padang pasir tersebut.

Mayat mungkin tidak ditemukan selama berpekan-pekan dan umumnya mereka yang ditemukan dimakamkan di padang pasir atau ditinggalkan di tempat mereka berada.

Juru bicara Organisasi Palang Merah Internasional, Aurelie Lachant di Jenewa mengatakan sejak akhir 2016 sudah mulai dilakukan kontrol yang lebih intensif terhadap isu perdagangan manusia.

Namun, tetap saja ada kecendrungan banyak imigran yang tetap mengambil resiko tinggi untuk berbagai alasan.

Niger adalah salah satu negara termiskin di dunia dan telah diliputi oleh beban migrasi. IOM mengatakan sebagian besar lalu lintas imigran tidak terkait dengan pengungsi.

Selain ditemukannya para imigran yang meninggal, pada hari ini, seorang pekerja Palang Merah setempat mengatakan sebuah serangan oleh tersangka ekstremis di dekat perbatasan Niger dengan Mali juga menewaskan 40 orang, termasuk enam tentara. Tidak jelas siapa yang melakukan serangan tersebut.*** 

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/