Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
Olahraga
10 jam yang lalu
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
2
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
11 jam yang lalu
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
3
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Olahraga
10 jam yang lalu
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
4
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Penuhi Target ke Semifinal Piala Asia U 23, Timnas Indonesia Selangkah Lagi Raih Tiket ke Paris
5
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
Olahraga
22 jam yang lalu
Cetak Sejarah Baru, Timnas U 23 Indonesia Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23
6
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
Olahraga
5 jam yang lalu
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Wakil Rakyat di Senayan Gagal Perjuangkan Listrik Rakyat

Wakil Rakyat di Senayan Gagal Perjuangkan Listrik Rakyat
Ilustrasi.
Jum'at, 30 Juni 2017 17:26 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - DPR RI sebagai wakil rakyat dinilai gagal dalam memperjuangkan kepentingan rakyat karena menyetujui pencabutan subsidi berdaya 900 VA.

Pengamat kebijakan publik Syafril Sjofyan menilai bahwa DPR sebagai wakil rakyat menjaga amanat rakyat karena dengan mudah menyetujui pencabutan subsidi listrik, tanpa melakukan pengawasan dan audit PLN forensik terlebih dahulu.

"Kegagalan fraksi di DPR RI ini juga merupakan kegagalan partai-partai," jelasnya seperti keterangan tertulis yang diterima redaksi, Jumat (30/6/2017).

Syafril menjelaskan bahwa definisi pembangunan listrik seharusnya merupakan infrastruktur yang merupakan tanggung jawab pemerintah. Artinya subsidi wajib dilakukan pemerintah sesuai UUD 45 yang asli.

"Jadi listrik bukan merupakan komiditi yang harus mencari keuntungan. Tercatat pada 2016 PLN untung bersih Rp 10,5 triliun, sementara pemerintah mendapatkan pajak Rp 5 triliun," jelasnya.

Lebih lanjut, Syafril juga membandingkan harga listrik Indonesia dengan negara-negara di Asean. Fakta menyebutkan bahwa listrik di Indonesia yang paling mahal. "Padahal pendapatan perkapita rakyat Indonesia 1 banding 5 dari pendapatan rakyat Malaysia," urainya.

Atas dasar itu, Syafril mempertanyakan kembali arti keberadaan DPR sebagai wakil rakyat. Pasalnya, DPR nyata-nyata lebih mementingkan kepentingan partai.

"Ada pemikiran jika DPR RI sebaiknya dibubarkan jika tidak lagi menyuarakan kepentingan rakyat, terutama rakyat miskin," pungkas aktivis '77-78 itu.***

Sumber:m.rmol.co
Kategori:GoNews Group, Umum, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/