Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
Umum
24 jam yang lalu
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
2
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Umum
24 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
3
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
10 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
4
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
9 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
5
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
8 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
6
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
Olahraga
8 jam yang lalu
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Jika Penguasa Petugas Parpol, Kepentingan Pemodal Jadi Prioritas, Rakyat Diabaikan

Jika Penguasa Petugas Parpol, Kepentingan Pemodal Jadi Prioritas, Rakyat Diabaikan
Busyro Muqaddas. (republika.co.id)
Kamis, 27 Juli 2017 09:05 WIB
SLEMAN Esensi agama seharusnya jadi landasan para pemimpin dalam mengambil kebijakan atau membuat aturan.

Demikian diingatkan pendiri Pusat Studi Hak Asasi Manusia (Pusham) Universitas Islam Indonesia (UII), Busyro Muqoddas. ''Masalahnya, bisakah nilai-nilai itu dijadikan paradigma DPR dan pemerintah membuat aturan, tidak seperti sekarang ini,'' kata Busyro di bedah buku Perlindungan Kebebasan Beragama dari Pusham UII, Rabu (26/7).

Termasuk, lanjut Busyro, seharusnya esensi agama itu dijadikan kurikulum pendidikan di kepolisian, sampai ke tingkat bintara.

Dia merasa, kepolisian pun harus memiliki paradigma polmas, yang didasarkan kesuksesan cara itu di DI Yogyakarta.

Sayangnya, dia melihat, saat ini, mereka yang duduk di DPR maupun pemerintahan, termasuk presiden, begitu terikat dengan partai politik. Jika itu berlanjut, siapa saja yang berlaga di 2019 nanti, tetap tidak bisa mengabaikan parpol.

''Petugas partai saja, jadi paling yang ada nanti kabinet parpol,'' ujar Ketua PP Muhammadiyah dan mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut.

Dia mengingatkan, jika parpol tetap berkuasa kepentingan yang akan menjadi prioritas tentu pemodal, bukan rakyat.

Menurut Busyro, mobilitas vertikal itu menghambat putra terbaik muncul tanpa birokrasi parpol yang cuma bisa ditembus dua saja, yaitu hipoteisme atau uang.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/