Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
Olahraga
24 jam yang lalu
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
2
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
20 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
3
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
Olahraga
20 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
4
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
Olahraga
18 jam yang lalu
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
5
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
24 menit yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
6
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
11 menit yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Wisatawan Eropa Lebih Pilih Bukit Lawang daripada Danau Toba, Ada APa Ya?

Wisatawan Eropa Lebih Pilih Bukit Lawang daripada Danau Toba, Ada APa Ya?
Kamis, 14 September 2017 16:13 WIB

MEDAN-Danau Toba yang menjadi salah satu kawasan strategi nasional karena potensi alamnya ternyata bukanlah tujuan utama wisatawan luar negeri, khususnya turis dari Eropa. Mereka lebih memilih Bukit Lawang untuk melihat orangutan.

"Kita tidak bisa berbicara hanya Danau Toba, karena khusus turis Eropa, seperti Belanda, Perancis, serta Amerika itu lebih suka Bukit Lawang melihat orangutan. Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah," terang Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sumut, Kus Endro.

Endro mengatakan, pemerintah tak harus melulu berbicara Danau Toba mengenai wisata Sumatera Utara,

"Jadi untuk Sumut pembenahan wisata itu jangan hanya Danau Toba. Wisata minat khusus seperti arum jeram, jungle trecking, lalu ekowisata juga harus dikemas sebaik mungkin," harap Endro.

Endro bercerita minimnya kafe dengan konsep Europe Style di Medan, membuat turis yang berasal dari Eropa banyak memilih berdiam diri di kamar hotel, sebelum esoknya berangkat ke tujuan wisata.

Tak hanya itu, kata Endro, turis yang berasal dari Eropa pun sangat kesulitan untuk mencari makanan.

"Makanan Eropa itu bebeda dengan makanan yang ada di Indonesia, budayanya sangat berbeda, jadi mereka kadang kesulitan untuk mencari makan sesuai lidah mereka. Sate dan nasi goreng menjadi pilihan terakhir turis Eropa," imbuhnya.

Endro menyayangkan sektor pariwisata Indonesia masih berjalan sendiri-sendiri. Bahkan ada semacam pembiaran dari pemerintah kepada objek-objek wisata yang ada di Sumatera Utara selain Danau Toba.

Ia rasa sudah saatnya pemerintah mewujudkan sapta pesona yang menjadikan masyarakat sebagai commmnity base, yakni ekonomi yang berbasis masyarakat.

Editor:Wen
Sumber:medanbisnis
Kategori:Sumatera Utara, Pemerintahan, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/