Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
16 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
2
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
13 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
3
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
15 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
4
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
11 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
5
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
10 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
6
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
Olahraga
14 jam yang lalu
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
Home  /  Berita  /  Umum

Pakar Lingkungan Elviriadi: Selamatkan Suaka Margasatwa, Itu Jalan Terakhir buat Riau‎

Pakar Lingkungan Elviriadi: Selamatkan Suaka Margasatwa, Itu Jalan Terakhir buat Riau‎
DR Elviriadi MSi
Sabtu, 23 September 2017 11:41 WIB
Penulis: Safrizal
SELATPANJANG - Anomali cuaca yang melanda Provinsi Riau akhir-akhir ini kembali membuat pakar lingkungan DR Elviriadi MSi angkat bicara. Katanya, Riau saat ini sudah di ambang kemusnahan ekologia.

?

Demikian disampaikan Elviriadi ketika berbincang-bincang dengan GoRiau, Sabtu (23/9/2017). Kata anak watan Kepulauan Meranti itu, harapan bersama saat ini adalah memulihkan kondisi lingkungan hidup di Riau yang tersisa di beberapa tempat. Diantaranya, Zamrud dan Giam Siak Kecil Kabupaten Siak, Suaka Margasatwa Bukit Batu, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Suaka Margasatwa Rimbang Baling, dan Cagar Alam Bukit Bungkuk.?

"Nah, rencana pengelolaan kawasan-kawasan tersebut harus komprehensif dan ketat," ujar Elviriadi.??

Di?ungkap Tenaga Ahli Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Riau ini lagi, aturan mengenai hal pengelolaan termaktub dalam UU no 5 tahun1990 tentang konservasi. Juga ada di UU no 44 tahun 2004 tentang perencanaan kehutanan, dan peraturan Menteri Kehutanan no p.81 tahun 2014 tentang tata cara pelaksanaan inventarisasi kawasan suaka alam dan pelestarian alam.?

"Indikator bagusnya ekosistem itu diukur dari populasi satwa, habitat, dan jasa lingkungan terhadap peradaban manusia," kata Elviriadi.?

"Saatnya manusia membuang ego, hiduplah damai dengan harimau, beruang, beruk, biawak, ulat bulu, kucing huta, burung hantu, kelabang, kancil, langau dan tungau," tambah penulis buku 'Juice Beruk Meranti' itu kepada GoRiau.?

Dikatakan Elviriadi, kondisi suaka margasatwa di Riau harus segera dibenahi. Suaka margasatwa Bukitbatu yang luasnya 21,657 hektar telah dikepung hutan produksi sehingga populasi harimau sumatera makin terancam. Begitu juga di Tesso Nilo dan Kerumutan di Pelalawan, antara blok perlindungan, blok rehabilitasi, blok pemanfaatan, zona penyangga, dan inti, semuanya hampir susah disusun. "Makin tak jelas dan tergerus landskapnya," kata Elv.?

Menurut Elv, benteng terakhir Riau ada di kawasan-kawasan yang harus diselamat itu. Kawasan tersebut sebagai tangkapan air, penyimpanan karbon, pengatur iklim mikro, penghalang kebakaran hutan dan lahan, supply makanan, plasma nuftah,  pelestarian rawa gambut, dan jasa ekosistem lainnya.?

Saat ini, indonesia memerlukan kebijakan radikal dengan prioritas jelas. Kalau terus dengan laizess faire (gaya pembiaran, red) management, tak membaca perubahan rona ekologis, tak ada sense of crisis, maka kondisi bisa antiklimaks. "Siap-siaplah jadi gurun sahara di daratan, dan pulau tenggelam di Kepulauan Meranti, Bengkalis dan Inhil," ujar Elv diakhir bincang-bincang dengan GoRiau.?? ***

Kategori:Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/