Hal yang Paling Dijaga AKBP Barliansyah Selama Bertugas di Meranti

SELATPANJANG - AKBP Barliansyah SIK, kapolres ketiga di Kepulauan Meranti pindah tugas menjadi Kapolres Siak. Ada banyak cerita mantan Kasat PJR Ditlantas Polda Riau itu selama bertugas di Kota Sagu.

Menurut Barliansyah, selama bertugas dari tanggal 28 8 Agustus 2016 hingga tanggal 22 September 2017, ia mengaku masyarakat Kota Sagu sangat tinggi rasa kekeluargaanya. Sehingga, keakraban sangat cepat dirasakan, meski sebelum ia ke Meranti ada kasus yang melibatkan masyarakat dengan polisi.

"Itu yang saya rasakan. Keakraban mudah dirasakan. Seperti sekarang ini, ketemu sama teman-teman dan warga terasa akrab. Kemesraan itu cepat terbentuk dan terjalin," kata Barliansyah saat bersembang-sembang dengan insan pers di Selatpanjang.

"Dengan adanya suasana itu, membuat saya betah di sini," tambah Barliansyah.

Ketika ditanyakan hal yang paling mendasar yang ia lakukan ketika pertama ke Meranti, Barliansyah mengaku adalah menjaga perasaan. Menurut mantan Kasat PJR Ditlantas Polda Riau itu, dimanapun ia berada, ia selalu menjaga perasaan orang lain.Dihindari betul perkataan dan perbuatan yang bisa membuat hati orang menjadi tersinggung. "Dengan kita menjaga suasana hati seperti itu, hormat kepada orang lain, imbas balik yang positif akan kita dapat. Salah satu contoh adalah dengan diterima kembali polisi yang ada di Meranti oleh masyarakat, yang tadinya tidak seperti itu (pasca Selatpanjang berdarah, red)," ujar Barliansyah.

Kemudian, hal yang harus diperhatikan dengan serius untuk siapapun bertugas di Kepulauan Meranti adalah masalah narkoba. Menurut Barli, narkoba di Kepulauan Meranti tidak bisa diremehkan, peredarannya sudah sangat serius dan mengkhawatirkan.

"Narkoba yang harus segera dan serius ditindaklanjuti. Narkoba di Meranti bukan main-main lagi, sudah masuk ke taraf merisaukan dan sangat serius," pesan Barli.

Sedangkan untuk internal, Barli pernah mengatakan bahwa ia sedang 'bersih-bersih'. Maksud bersih-bersih itu adalah melakukan pembenahan terhadap oknum anggota yang tak mau berubah (nakal). "Sekarang lagi proses dan pasti berlanjut. Sudah banyak anggota disidang disiplin dan KKEP, sudah ada yang kita rekom pecat tidak hormat. Ini terus berlanjut (oleh kapolres berikutnya, red)," aku Barli.

PTDH oknum anggota adalah sebagai bentuk Punishment kepada yang nakal dan tak mau berubah, serta pengajaran bagi personil lain agar tidak mengikuti yang salah. Selain itu, kata Barli, bersih-bersih juga merupakan suatu wujud kerja nyata yang ditunjukkan ke masyarakat luas bahwa yang di'sikat' bukan hanya warga sipil tetapi juga oknum anggota. "Ini bukti nyata bahwa tak hanya oknum dari masyarakat yang kita tindak kalau bersalah, tetapi di internal sendiri bahkan sampai kita pecat mereka (polisi, red)," ungkap Barliansyah di akhir bincang-bincang dengan awak media. ***