Pegiat LSM Prihatin pada Kondisi Lingkungan di Pidie
Penulis: Amiruddin
SIGLI - Bupati Pidie, Roni Ahmad, menjadi salah satu pembicara dalam The Governor Climate and Forest Task Force Annual Meeting (GCF-TF), yang diselenggarakan di Balikpapan, Rabu (27/9/2017) kemarin. Kegiatan ini membicarakan kondisi isu iklim global di dunia.
Namun, pegiat lembaga swadaya masyarakat mengaku prihatin terhadap kondisi hutan di Pidie yang semakin kritis. Hal ini diutarakan Pengurus LSM Blang Raweu, Bukhari, kepada wartawan, Kamis (28/9/2017).
“Bupati membahas kondisi iklim dunia, namun kondisi hutan dan lingkungan di Pidie sendiri sudah sangat rawan. Kerusakan hutan dan lingkungan tanpa adanya pencegahan tegas dari pihak Pemkab Pidie,” katanya.
Ia mencontohkan, kondisi hutan lindung di Pidie yang telah dijarah oleh pelaku ilegal loging dan warga yang membuka lahan. Selain itu, hampir seluruh sungai di Pidie, telah dikeruk untuk kepentingan tambang perusahaan.
“Kegiatan penambangan emas ilegal di Pidie juga bukan semakin menurun, namun justru meningkat. Ini menunjukkan apa yang disampaikan Roni Ahmad pada acara itu hanya lip service belaka," jelas Bukhari.
Baru-baru ini, tambahnya, Pemkab Pidie sedang gencar-gencarnya mengembangkan lokasi wisata Lingkoek Kuwieng di Kecamatan Padang Tijie dengan cara membangun jalan menuju lokasi wisata tersebut. Padahal, katanya, lokasi tersebut merupakan lahan kritis (produksi) dan termasuk kawasan hutan yang harus dilindungi.
"Ini aneh, di tingkat nasional Bupati bicara perlindungan hutan dan lingkungan, di sini pemkab membuka akses dalam hutan yang dilindungi dengan alasan wisata. Galian C merajalela, ilegal loging masih terus dijalankan. Belum lagi kelanjutan tambang emas milik rakyat di Geumpang," Jelas Bukhari.
Editor | : | TAM |
Kategori | : | Umum |