Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
9 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
Olahraga
18 jam yang lalu
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
3
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
9 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
4
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
6 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
5
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
6 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
6
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
6 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
Home  /  Berita  /  Riau

Madu Kelulut Bernilai Ekonomis Tinggi, Syamsuar Ingin Masyarakat Melihat Peluangnya

Madu Kelulut Bernilai Ekonomis Tinggi, Syamsuar Ingin Masyarakat Melihat Peluangnya
Syamsuar melihat ternak lebah kelulut milik Juanda di Sungai Apit.
Selasa, 03 Oktober 2017 11:12 WIB
Penulis: Ira Widana
SIAK - Negeri Siak menyimpan keaneka ragaman tumbuhan dan hewan yang dapat memberi manfaat serta sumber penghasilan baru bagi masyarakat. Seperti contoh lebah kelulut yang sedang di budidayakan oleh Juanda warga Kampung Lalang Kecamatan Sungai Apit. Lebah Kelulut ini merupakan potensi usaha baru bagi pendapatan ekonomi warga.

Bupati Siak H. Syamsuar usai peninjauan lapangan di Kecamatan Sungai Apit menjelaskan, terhadap usaha ternak madu kelulut atau trigona di kampung Lalang, Kecamatan Sungai Apit, ini merupakan produk hutan bukan kayu, yang hidupnya di hutan tropis seperti di daerah Kabupaten Siak.

"Kalau kita pergi kehutan banyak kita temui binatang kelulut ini, sarangnya berada didalam rongga-rongga pohon besar, namun kita tak tahu manfaatnya. ternya selain besar khasiatnya dan manfaatnya juga di situ ada nilai ekonomis yang cukup menjanjikan bagi masyarakat," kata Syamsuar kepada GoRiau.com, Selasa (3/10/2017).

"Kalau kita tahu dari dulu kelulut ini bernilai ekonomi, sejak dulu kita kembangkan, Ini merupakan salah satu sumber ekonomi baru bagi masyarakat, kita akan lakukan bekerjasama melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. RAPP komitmen korporat atas tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL). Yang mana memberikan nilai tambah kepada semua pemangku kepentingan, termasuk masyarakat sekitar sangat kita harapkan," ujarnya lagi.

Melalui dinas terakit, lanjut Syamsuar, setelah dicek ternyata ada. Mereka tidak hanya mengelola kayu alam saja, namun melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PT RAPP yang dimiliki membina masyarakat dalam penggembangan usaha madu kelulut, dan madu lebah.

"Kelulut dan lebah ini kan produk hutan bukan kayu, jika mereka mendapat kesempatan dibina dan disuport pengembangannya. saya rasa bisa menjadi sumber mata pencaharian baru bagi masyarakat khususnya Kabupaten Siak, kita juga meminta dalam rangka pengembangan batik Siak mereka memberikan pelatihan bagi masyarakat sebanyak 30 orang," tandasnya lagi.

Dari apa yang disampaikan oleh peternak kepada syamsuar harga madu kelulut ini Rp 500 ribu per liternya, artinya madu kelulut ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan sangat menjanjikan. Syamsuar mengapresiasi langkah perusahan yang membantu masyarakat dalam pengembangan usaha melalui program CSRnya.

“Agar mereka dapat mengembangkan ternak kelulut ini dengan baik, seperti yang kita lihat sekarang. mereka akan kita berangkatkan ke Selangor Malaysia untuk belajar disana. karena disana peternak madu kelulut memiliki komunitas ternak madu kelulut, kemudian mereka sudah mengelola hasil dari madu kelulut ini dari hulu hingga hilir. Yang hasilnya bisa berbentuk herbal, minuman serta produk lainnya. Kemudian produk tersebut mereka kemas dengan baik dan menjadi produk lokal yang dapat dibawa pulang oleh para pengunjung di sana," tuturnya.

Syamsuar ingin pengalaman beternak lebah kelulut ini kepada masyarakat lalang ini dan membentuk komunitas peternak madu kelulut Sungai Apit. Dan nantinya mereka tetap di bawah pengawasan Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Koperasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Siak.

Madu kelulut inikan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan, karena aman dalam membudidayanya, dekat dengan pemukiman warga asalkan tersedia sumber makananya, maka jenis trigona ini akan cepat berkembang.

"Saya juga berharap ternak kelulut ini tidak hanya dikembangkan di Sungai Apit saja, tetapi bisa di kembangkan di daerah lain seperti di Kecamatan Sungai Mandau yang dimana di sana hutan alamnya masih lebat, serta di Kecamatan Mempura," tegas Syamsuar.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/