Daerah Endemis Ketiga, Tim FK UISU Temukan Spesies Malaria Ovale di Langkat
Penulis: Fatih
Penemuan ini sekaligus menegaskan bahwa Indonesia ada tiga kawasan endemis, semenjak ditemukan spesies penyakit tersebut pada tahun 1975, yakni di daerah Papua dan Flores Timur.
Penemuan penyakit ini, merupakan wujud kepedulian dan peran serta Fakultas Kedokteran UISU dalam dunia kesehatan.
Hal ini disampaikan Rektor UISU Profesor Mhd Assad didampingi Dekan Fakultas Kesehatan UISU, Abdul Harris Pane dan Kepala Program Studi Profesi Dokter Fakuktas Kedokteran UISU, Dr Umar Zein kepada wartawan usai orasi ilmiah dengan judul Malaria dari era mistis hingga Biomolekuler dalam menyambut Milad ke-52 Fakuktas Kedokteran UISU, yang berlangsung di Aula UISU di jalan STM Medan Senin (30/10/2017).
Ditegaskannya, kita terus melakukan penemuan dan penelitian terhadap penyakit tropis di Sumatera Utara.
Sebelumnya lanjut Rektor UISU pihak fakuktas kedokteran juga telah menemukan cacing pita jenis Taeniasis didesa Negeri Dolok, Kecamatan Silau Kahaean, kabupaten Simalungun.
Ini tentunya sejalan dengan keberadaan Fakultas Kedokteran UISU, yang memasuki usia ke-52 tahun, dengan meningkatkan mutu SDM dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.
Termasuk, pihak UISU juga memfokuskan penelitian dan pengobatan cacing pita yang tidak hanya panjangnya mencapai 2 meter lebih itu akan tetapi bisa bertahan sampai 30 tahun.
Senada dengan itu, Dekan Fakuktas Kedokteran UISU, dr Abdul Harris Pane menyebutkan tentunya selain meningkatkan pelayanan nantinya, FK UISU menjadi Visit University dalam penanganan penyakit tropis.
Harapannya, UISU menjadi pusat penelitian dan penanganan penyakit tropis untuk wilayah barat, dimana menurut Abdul Harris untuk wilayah Timur dipusatkan di Universitas Udayana.
Untuk penanganan nyamuk Plasmodium Ovale, pihak Fakultas Kedokteran UISU akan bekerja dengan Universitas Sumatra Utara sedangkan cacing pita bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Utara dan Dinas Kesehatan Simalungun.
Masih dalam konfrensi pers tersebut, Umar Zein menyebutkan penemuan ini setelah pihaknya bersama mahasiwa kedokteran UISU melakukan penelitian dan pengobatan dikawasan Langkat yang menemukan adanya pasien menderita penyakit Malaria Ovale pada tahun 2016.
Untuk menyakinkan makan sampel darah pasien dibawa ke FK Brawijaya dan setelah diumumkan melalui tulisan internasional di 2017.
Dikatakan Umar Zein, ciri penderita penyakit ovale ini sama dengan malaria lainnya. Penderita dapat disembuhkan, hanya saja penanganannya lebih khusus.
Karena penyakit ini bisa kembali kambuh meskipun penderitanya tidak digigit oleh nyamuk.
Masih menurutnya, penderita ovale yang ditemukan di Langkat merupakan penduduk setempat dan tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah Papua ataupun Flores.
Editor | : | Fatih |
Kategori | : | Sumatera Utara, Peristiwa, Umum |