Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dina Rubby, Mengenal Lebih Dekat Sosok Pedangdut yang Sedang Naik Daun
Nasional
21 jam yang lalu
Dina Rubby, Mengenal Lebih Dekat Sosok Pedangdut yang Sedang Naik Daun
2
D'MASIV Hadirkan Album Ke-8 dengan Sentuhan Personal dan Kolaboratif
Umum
21 jam yang lalu
DMASIV Hadirkan Album Ke-8 dengan Sentuhan Personal dan Kolaboratif
3
Raline Shah Hadir di Karpet Merah Festival Film Cannes 2024
Umum
20 jam yang lalu
Raline Shah Hadir di Karpet Merah Festival Film Cannes 2024
4
Demi Masa Depan Anak, Inara Rusli dan Virgoun Pilih Damai
Umum
21 jam yang lalu
Demi Masa Depan Anak, Inara Rusli dan Virgoun Pilih Damai
5
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finish di Podium 3
Olahraga
5 jam yang lalu
Start Awal Urutan 21, Qarrar Firhand Finish di Podium 3
6
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
Olahraga
5 jam yang lalu
Pelatih Timnas Wanita Panggil 34 Pemain Uji Coba Lawan Singapura
Home  /  Berita  /  Umum

Krisis Air, Petani di Aceh Utara Terpaksa Gunakan Pompa

Krisis Air, Petani di Aceh Utara Terpaksa Gunakan Pompa
Tanaman padi petani di salah satu gampong di Kecamatan Baktiya Barat, Kabupaten Aceh Utara dilanda kekeringan. [Jamaluddin Idris]
Rabu, 01 November 2017 20:59 WIB
Penulis: Jamaluddin Idris

LHOKSUKON - Petani di wilayah Kecamatan Baktiya Barat, Kabupaten Aceh Utara terpaksa harus menyedot air irigasi dengan mesin pompa untuk dialiri ke lahan sawah mereka. Krisis air di kawasan itu dilaporkan telah berlangsung sejak sebulan terakhir.

Tuha Peut Gampong Matang Sijuek Timu, M Saleh, kepada GoAceh, Rabu (1/11/2017) mengatakan, krisis air irigasi itu melanda sekitar 600 hektare lahan sawah yang tersebar di empat desa.

"Tapi dalam beberapa hari ini air sudah dialiri oleh petugas air dari dinas terkait. Namun tidak normal, airnya terkadang hilang. Air di irigasi sangat minim, sehingga sulit dialiri ke sawah," kata M Saleh saat menghubungi GoAceh, Rabu.

Ia mengatakan, sebelumnya, para petani di kawasan itu menduga krisis air akibat debit air di Bendungan Langkahan tidak normal.

"Namun setelah kita telusuri ternyata di Bendungan Langkahan airnya normal. Kendalanya sekarang, air tersumbat di pintu air kawasan Kecamatan Lhoksukon. Telah beberapa kali petani sini menghubungi pihak Keujren Blang Lhoksukon, tapi tampaknya tidak ada respons," ujarnya.  

M Saleh menyebutkan, 600 hektare lahan sawah itu tersebar di Gampong Matang Sijuek Timu seluas 200 hektare, Matang Sijuek Teungoh 200 hektare, Singgah Mata 150 hektare dan Gampong Matang Panyang seluas 100 hektare.

 "Kami berharap pemerintah kabupaten serius dalam menanggapi masalah krisis air ini. Jika dianggap sepele, dikhawatirkan tanaman padi milik petani di sini akan mati," ucap dia lagi.

Editor:TAM
Kategori:Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/