Pernyataan Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Aceh Singkil, Lukai Hati Masyarakat
Penulis: Helmi
SINGKIL - Pernyataan pemindahan ibu kota Kabupaten Aceh Singkil oleh Wakil Ketua DPR Aceh, Sulaiman Abda, menjadi perhatian semua pihak. Sebab, pernyataan tersebut dinilai telah melukai hati masyarakat Singkil.
“Tidaklah mudah untuk melahirkan Aceh Singkil menjadi kabupaten definitif sebagai daerah yang mandiri. Semua butuh perjuangan yang sangat panjang,” kata Ketua Parmusi (Persaudaraan Muslim Indonesia) Kabupaten Aceh Singkil, Mansurdin didampingi Zulkarnaen warga Gampong Teluk Rumbia kepada GoAceh, Jumat (18/11/2017).
“Apalagi Singkil merupakan sejarah dunia, jangan mudah menghilangkan sejarah daerah kami,” sambungnya.
Jika Singkil bagian dari Aceh, tidak seharusnya seorang pejabat mengeluarkan pernyataan yang melukai hati masyarakat.
“Pernyataan itu dapat memecah belah rakyat. Jangan pula musibah banjir Singkil ini dijadikan sebagai isu politik 2019,” tegas Mansur.
Dengan upaya pemindahan ibukota ataupun hijrah dari Singkil sebagai solusi penanganan banjir, sangatlah disayangkan.
Menurut Mansur, Aceh juga punya sejarah kelam, Aceh pernah dihantam Tsunami dahsyat.
Tapi pemerintah pusat tidak pernah menyatakan Aceh tidak layak untuk dihuni dan harus pindah ke suatu daerah.
"Aceh cinta Indonesia dan Aceh Singkil juga bagian dari NKRI, jangan khianati masyarakat Aceh Singkil yang lagi mendapat musibah banjir," tegas Mansur.
Ia mengungkapkan, lahirnya Aceh Singkil bukan hadiah. Untuk menempatkan suatu ibukota juga butuh proses, mengeluarkan energi, perjuangan yang cukup panjang, serta menghabiskan materi yang tak terhitung nilainya.
“Kami berharap, pejabat tidak berkomentar yang bisa melukai hati rakyat. Tapi carilah solusi atas permasalahan yang ada,” tandas Mansur.
Editor | : | Yudi |
Kategori | : | Umum |