Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
18 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
17 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
4
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
16 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
16 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
6
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
2 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Home  /  Berita  /  Umum

Jangan Cari Warung Mi Aceh di Aceh, Kenapa?

Jangan Cari Warung Mi Aceh di Aceh, Kenapa?
Ilustrasi [Youtube]
Jum'at, 01 Desember 2017 14:29 WIB

BANDA ACEH - Pergi ke Aceh sudah barang tentu tak boleh melewatkan kuliner mi aceh. Mi dengan siraman kuah berbumbu rempah-rempah serta potongan daging siap memanjakan lidah.

Namun, jangan salah sangka. Ternyata, tak ada warung mi Aceh di Aceh seperti yang mudah ditemui di Jakarta. Lho, mengapa seperti itu?

Pemilik sebuah warung kopi di Kota Banda Aceh, Chek Yukee (40) mengatakan tak ada warung di Aceh yang menamakan warungnya dengan sebutan " Mi Aceh". Menurutnya, kuliner mi aceh biasanya dijual di warung-warung kopi.

"Kalau di Aceh memang sudah tradisinya tiap warung kopi ada mi aceh. Jadi gak ditulis mi aceh karena sudah posisinya di Aceh," ujar Yukee kepada KompasTravel saat ditemui di warung kopi miliknya, Kamis (30/11/2017) siang.

Pemandu wisata dari operator perjalanan "Keliling Aceh", Hasbi Azhar turut membenarkan pernyataan Yukee. Menurutnya, warung mi aceh lebih menggunakan penamaan berdasarkan nama pemilik dan juga lokasi warung.

"Misalnya Mi Ayah, Mi Razali atau Mi Keumala (nama kota kecamatan) kampung pemilik usaha mienya atau tau Mi Caleu, nama kampung juga. Ada juga berdasarkan lokasi warung tempat pertama kali buka warung dan jualan mi, Mi Simpang 5," kata Hasbi kepada KompasTraveldi kesempatan yang sama.

Namun demikian, tak semua penjual mi aceh merupakan pemilik warung, melainkan hasil kerja sama dengan pemilik tempat atau warung. Penamaan mi aceh di luar wilayah Aceh, menurutnya, lebih bertujuan lebih dikenal sebagai mi khas Aceh.

"Seperti sate padang atau sate madura. Di Padang yang ada sate dan sate jawa. Tidak ada sate padang," ujar Hasbi.

Tak adanya warung mi Aceh di Aceh seperti halnya rumah makan padang di Sumatera Barat. Penamaan rumah makan padang tak akan ditemukan di Sumatera Barat.

"Karena kalau di luar daerah, mereka perlu penamaan, mereka itu makanan Padang. Tapi kalau yang sudah di dalam Sumatera Baratnya, mereka sudah gak perlu penamaan, cukup merk saja," ujar Reno Andam Suri, penulis buku 'Rendang Traveler' saat dihubungiKompasTravel beberapa waktu lalu.

Mi aceh sendiri merupakan salah satu kuliner khas yang memiliki bahan dasar mi disajikan dengan taburan acar bawang, emping, potongan mentimun serta irisan jeruk nipis.

Mi ini terkadang disajikan dengan tambahan udang, cumi, ataupun daging sapi untuk menambah cita rasanya.

Editor:Kamal Usandi
Sumber:kompas.com
Kategori:Aceh, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/