Ini Cara Terbaik MPR Lakukan Branding Empat Pilar

LABUHAN BAJO - Agar tak terkesan monoton dan hanya seremonial, Sosialiasi Empat Pilar MPR diharapkan bisa berjalan dengan metode yang mengikuti perkembangan zaman.

Apalagi di era digital saat ini, Sosialiasi Empat Pilar diharapkan bisa menyasar kalangan muda dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi dengan kian menipisnya rasa nasionalisme dan serbuan budaya asing ke Indonesia.

Hal ini terungkap dalam kegiatan Media Expert Meeting MPR yang diselenggarakan Humas MPR dengan 39 perwakilan media di Hotel Jayakarta, Labuhan Bajo, Sabtu (2/12/2017).

Dari berbagai masukan dari awak media. Salah satu metode Sosialisasi Empat Pilar tahun 2018 mendatang, diusulkan tidak hanya sekedar seremonial. Tapi juga bisa berbentuk kegiatan sosial maupun berbarengan dengan ivent budaya dan melibatkan langsung para kaum muda.

"Cara terbaik bagi MPR untuk melakukan branding sekaligus sosialisasi empat pilar, adalah dengan terus mengintensifkan poin-poin dan subtansi empat pilar di semua kalangan. Terutama generasi milenial, " ujar Redaktur Politik Jawapos.com, Dimas Ryandi saat dimintai tanggapannya.

Lanjutnya, salah satunya dengan menggelar festival empat pilar. Untuk kalangan generasi milineal yang biasanya antusias dengan kegiatan kesenian.

"Bisa dibayangkan jika MPR menggelar sebuah festival musik idola mereka, namun berisi pesan-pesan Empat Pilar. Seperti yang dilakukan Slank saat membangun branding anti narkoba. Ini perlu dicoba," tandasnya.

Atau kata dia, MPR juga memfasilitasi kalangan muda untuk berpartisipasi empat pilar melalui media sosial. "Contohnya bisa menggandeng Youtuber, untuk menampilkan konten-konten empat pilar yang tentunya tidak melenceng dari nilai-nilai Kebhinekaan," tandasnya.

Apalagi tahun 2018 dan 2019 mendatang, merupakan 'tahun politik'. Menghadapi tahun politik tersebut, pihak Humas MPR RI juga disarankan bisa memilah antara kegiatan pimpinan dalam Sosialisasi Empat Pilar dengan kegiatan yang berhubungan dengan partai.

Untuk itulah, acara Media Expert Meeting ini digelar, dimana pihak Humas perlu mendapat masukan serta saran dari awak media, sebagai penyambung lidah sekaligus pengawal program-program MPR termasuk Sosialisasi Empat Pilar.

Dalam acara tersebut, Kepala Biro Humas Pemberitaan MPR Siti Fauziah yang didampingi Kepala Bagian Pemberitaan Muhamad Jaya, serta Kepala Sub Pemberitaan dan layanan Informasi MPR, Budi Muliawan dan Kabag Pengawasan MPR, Rharas Phalupi Yuningtias, juga meminta seluruh peserta memberikan saran dan masukan terkait dengan Sosialisasi 4 Pilar jelang 'tahun politik'.

"Terimakasih untuk saran dan masukan rekan-rekan media. MPR memang membutuhkan komunikasi guna mensukseskan program-program MPR. Khususnya adalah program Sosialisasi Empat Pilar agar tetap terjaga dan tidak turut dalam hiruk pikuk jelang politik," ujar Siti Fauziah.

Baik Fauziah maupun Jaya menilai pentingnya masukan media tentang metoda dan sasaran sosialisasi Empat Pilar. "Memasuki tahun politik 2018 MPR membutuhkan unit kerja yang solid, untuk itulah kita butuh saran rekan-rekan media," ujar Jaka.

Meskipun selama ini Sosialisasi 4 Pilar sudah berjalan dengan baik, hampir mayoritas media menginginkan agar program tersebut tepat sasaran dan tak hanya sekedar seremonial belaka. Apalagi rata-rata pimpinan MPR adalah merupakan tokoh politik, bahkan ada yang menjabat ketua umum Parpol.

"Pada intinya pihak Humas sendiri harus menjadi pusat kontrol, agar tidak terjebak dalam lingkaran politik praktis. Apalagi, hampir semua pimpinan MPR adalah tokoh politik," ujar salah satu pimred media online.

Dari 39 perwakilan media, memberikan saran kepada MPR melalui Humasnya agar selalu tanggap dengan isu-isu kekinian dan memperkaya metoda sosialisasi Empat Pilar. "Sosialisasi selama ini cenderung topdown. Dikawatirkan, cara ini cepat hilang, terutama bagi generasi mileneal. Akan lebih baik jika Humas MPR juga melibatkan anak-anak muda. Salah satunya memanfaatkan kegilaan para remaja yang sedang gandrung dengan media sosial," ujar salah satu perwakilan media online.

"Contohnya bisa melibatkan anak-anak muda dengan membuat kreatifitas tentang empat pilar melalui youtube, instagram, facebook, maupun twitter," timpalnya.

Dengan cara tersebut, dianggap akan lebih mudah diterima oleh generasi saat ini. ***