Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
15 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
14 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
3
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
15 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
16 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
5
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
14 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
6
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
17 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Banjir Disebabkan Adanya Sel Tekanan Rendah di Atas Perairan Aceh Kata BMKG

Banjir Disebabkan Adanya Sel Tekanan Rendah di Atas Perairan Aceh Kata BMKG
Selasa, 05 Desember 2017 13:03 WIB
MEDAN-Hujan ekstrim dan banjir beberapa hari ini mengepung wilayah Kota Medan dan Tebingtinggi. Fenomena alam ini telah terjadi dari tanggal 1 Desember 2017 hingga saat ini berdasarkan data Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BBMKG) Wilayah I kepada wartawan di Medan.


Kepala BBMKG Wilayah I, Edison Kurniawan SSi MSi menjelaskan data pengamatan curah hujan di beberapa stasiun BMKG tercatat curah hujan maksimum terjadi pada tanggal tersebut di antaranya di Sampali sebesar 135 mm, Medan Tuntungan sebesar 65 mm dan Ngumban Surbakti sebesar 55 mm.

"Berdasarkan analisa pola angin pada tanggal 1 Desember 2017 pukul 07.00 WIB, kejadian banjir lebih disebabkan adanya sel tekanan rendah di atas perairan Aceh mengakibatkan munculnya belokan angin di wilayah Sumut sehingga menyebabkan adanya pertumbuhan awan di wilayah itu," katanya.

Sementara, berdasarkan pantauan citra satelit Himawari-8 pada 1 Desember 2017, Edison menjelaskan, adanya pertumbuhan konvektif yang semakin meningkat pada siang hingga malam hari. Hal ini dapat dideteksi melalui penurunan suhu awan yang mencapai -60 sampai dengan -80'C pada pukul 14.30-23.00 WIB.

"Rendahnya suhu puncak awan sangat berpotensi mengakibatkan hujan dengan intensitas lebat," ujarnya. Sedangkan untuk kondisi suhu permukaan laut di wilayah Pantai Barat Sumatera dan Selat Malaka, kata Edison, relatif cukup hangat berkisar antara 30-31'C. Hal ini mengakibatkan potensi penguapan (suplai uap air) di Pantai Barat Sumatera dan Selat Malaka cukup tinggi. "Kondisi ini mengakibatkan awan-awan hujan berpotensi tumbuh di wilayah pantai Timur dan Barat Sumatera," ungkapnya.


Medan Masih Potensi Hujan
Terkait dengan kondisi tersebut, BMKG Medan telah menyampaikan peringatan dini cuaca yang menyebutkan wilayah Medan sangat berpotensi untuk terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi disertai kliat/petir pada pukul 06.00-20.00 WIB.

Dalam beberapa hari ke depan diperkirakan pola cuaca masih berpotensi terjadinya pertumbuhan awan-awan konvektif yang menyebabkan terjadinya hujan. Sehingga perlu diwaspadai akan terjadinya banjir dan tanah longsor di wilayah kabupaten/kota se Sumut.

Hal itu disampaikan guna mengingat dinamika atmosfer dalam beberapa hari ke depan masih cukup aktif dan berpotensi menimbulkan bencana. Diharapkan, peringatan dini yang disampaikan BMKG dapat terus diikuti dan dicermati para kepala daerah provinsi, bupati dan wali kota dengan melalukan koordinasi melalui BPBD setempat.

Banjir di Bandarkhalifah
Sementara itu, akibat jebolnya tanggul Sungai Padang saat hujan deras yang melanda Kecamatan Bandarkhalifah, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), ratusan rumah warga terendam banjir di 3 desa yakni, Desa Bandartengah, Juhar, dan Pekan Bandarkhalifah.

Seorang warga bernama Jalal (70) mengatakan, banjir itu terjadi saat hujan deras mengguyur kampungnya."Saat ini rumah kami terendam banjir dan ketinggian air kira-kira sepinggang orang dewasa," katanya di tempat pengungsian. 

Dijelaskannya, saat hujan deras itu, empat tanggul yang ada di Dusun Seiberong dan Dusun Manggadua Desa Bandartengah jebol. "Arus sungainya sangat deras, hingga tanggul tak mampu menahan hantaman aliran sungai hingga air meluber ke rumah-rumah warga," terang Jalal.

Tokoh pemuda M Amin Sembiring bersama Kadus Seikering Desa Juhar ketika mengevakuasi korban banjir mengatakan, sejak Sabtu (2/12) malam, masyarakat didampingi Camat dan Kepala Desa Pekan Bandarkhalifah berjaga-jaga di tempat pengungsian yang dibuat secara swadaya. "Hingga Minggu siang, air belum juga surut. Kami khawatir, keadaan ini mengancam keselamatan kami terutama para orangtua, wanita, dan anak-anak," sebutnya.

Sembiring menambahkan, kerugian yang diderita warga mencapai ratusan juta rupiah. "Memang, tidak ada korban jiwa. Namun, ratusan hektar sawah dan kolam ikan masyarakat ikut terendam banjir. Hal ini tentu, menghambat aktivitas dan perekonomian masyarakat," tegasnya.

Sementara Camat Bandarkhalifah M Khairi SSos saat diwawancarai SIB mengatakan, setidaknya ada 700 rumah penduduk yang saat ini terendam banjir. Pihaknya dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sergai telah berkoordinasi dan memberikan bantuan kepada warga.

"Dari data yang kita terima ada 10 rumah di Desa Pekan, 250 rumah di Desa Bandartengah dan 440 rumah di Desa Juhar yang terendam banjir. Lalu, kita juga telah menerima bantuan dari BPBD Sergai yang turun langsung ke lokasi banjir," paparnya sembari berharap agar Pemprovsu melalui Badan Wilayah Sungai (BWS) memerhatikan kondisi tanggul sungai di daerahnya yang mulai memprihatinkan itu.

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/