Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
2
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
17 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
3
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
Umum
17 jam yang lalu
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
4
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Umum
16 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
5
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
3 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
6
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
2 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Home  /  Berita  /  Politik

Kecewa, Abbas Tolak Temui Wapres AS

Kecewa, Abbas Tolak Temui Wapres AS
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas [Reuters]
Minggu, 10 Desember 2017 08:21 WIB

YERUSSALEM - Presiden Palestina Mahmoud Abbas tidak mau bertemu dengan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence saat kunjungan Pence ke wilayah tersebut bulan ini. Langkah AS klaim Yerusalem Ibu Kota Israel mengecewakan.

Menurut Menteri Luar Negeri Palestina, pengakuan AS bahwa Yerusalem merupakan Ibu Kota Israel merupakan sebuah penghinaan bagi bangsa Palestina, Sabtu, (9/12/2017).

Kekerasan meletus pada hari ketiga di Gaza. Ini dampak dari pengumuman Presiden Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Trump mengubah kebijakan AS di Timur Tengah yang telah dilaksanakan selama beberapa dekade.

Serangan udara Israel menewaskan dua orang Palestina pada hari Sabtu setelah gerilyawan Palestina menembakkan roket ke Israel pada hari Jumat. Hari Jumat disebut "Hari Kemarahan" oleh faksi-faksi di Palestina yang kecewa dengan langkah Trump.

Pengakuan Trump terhadap Yerusalem jadi Ibu Kota Israel telah membuat marah dunia Arab dan membuat marah sekutu Barat. Ini merupakan pukulan bagi upaya perdamaian dan berisiko memicu lebih banyak kekerasan di wilayah tersebut.

Pemerintah Israel menyatakan, seluruh Yerusalem adalah ibu kotanya. Warga Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara merdeka mereka di masa depan.

Sebagian besar negara menganggap Yerusalem Timur—yang dianeksasi Israel setelah perang tahun 1967—nasibnya harus diputuskan oleh negosiasi Israel-Palestina di masa depan.

Administrasi Trump mengatakan, pihaknya masih berkomitmen untuk melakukan pembicaraan dengan Palestina-Israel. Ibu Kota Israel akan berada di Yerusalem dengan rencana perdamaian yang serius. Perundingan yang hampir mati dapat dihidupkan kembali dengan menghapus kebijakan yang sudah ketinggalan zaman.

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengatakan, warga Palestina akan mencari mediator pembicaraan damai baru, dan bukan AS. Palestina akan meminta Resolusi Dewan Keamanan PBB atas keputusan Trump.

"Kami akan mencari mediator baru dari saudara-saudara Arab kami dan masyarakat internasional," Maliki mengatakannya kepada wartawan di Kairo sebelum pertemuan Liga Arab untuk membahas keputusan Yerusalem yang diserukan oleh Trump.

Editor:TAM
Sumber:Jawapos.com
Kategori:Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/