Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
2
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
19 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
3
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Olahraga
19 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
4
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
Umum
19 jam yang lalu
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
5
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
22 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
6
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
Umum
18 jam yang lalu
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tarik Buku "Yerusalem Ibukota Israel"

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tarik Buku Yerusalem Ibukota Israel
Istimewa.
Minggu, 17 Desember 2017 22:47 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua MPR, Mahyudin, meminta pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menarik buku pelajaran sekolah dasar (SD) yang menyebutkan ibukota Israel adalah Yerusalem.

"Saya kira ditarik saja buku itu. Karena yang kita tahu ibukota Israel itu adalah Tel Aviv. Bukan Yerusalem," kata Mahyudin usai menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada Majelis Taklim Nur Hasanah di Oak Tree Hotel, Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (17/12/2017).

Publik belakangan ini dikejutkan dengan buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk siswa kelas VI SD yang menyebutkan ibukota Israel adalah Yerusalem. Buku pelajaran SD itu sudah beredar sejak tahun 2008 lalu.

Mahyudin mengaku tidak mengetahui persis pihak yang mengeluarkan dan mengedarkan buku yang menyebutkan ibukota Israel adalah Yerusalem. Meski demikian Kemendikbud tetap harus bertanggungjawab atas peredaran buku itu.

"Saya tidak tahu siapa yang mengeluarkan buku itu, apakah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau swasta. Saya kira Mendikbud harus bertanggungjawab," ujarnya.

Menurut Mahyudin, jika dalam buku pelajaran SD itu kita sudah lebih dulu mengatakan bahwa ibukota Israel adalah Yerusalem maka hal ini merupakan sebuah kesalahan yang fatal. "Ini namanya keterlaluan. Saya kira buku itu harus diperbaiki," tegasnya.

Dari kasus ini, Mahyudin menduga ada pihak-pihak tertentu yang bermain di balik kesalahan fatal itu. "Sering saya bilang ada pengaruh intervensi asing dalam pengambilan kebijakan-kebijakan. Tidak tertutup kemungkinan ada yang bermain ke dalam kemudian membuat buku itu," sebut Mahyudin menduga-duga.

Selain menarik buku yang menyebutkan ibukota Israel adalah Yerusalem, Mahyudin juga minta Kemendikbud untuk melakukan pengawasan lebih ketat terhadap buku-buku pelajaran.

"Kita harus hati-hati," ucapnya. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/