Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
Olahraga
13 jam yang lalu
Rohmalia Pecahkan Rekor Dunia Cricket di Seri Bali Bash International
2
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
13 jam yang lalu
Melaju ke Semifinal Piala Asia U 23, STY Sebut Meningkat Kepercayaan Timnas U 23 Indonesia
3
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
Olahraga
13 jam yang lalu
Timnas Cricket Putri Indonesia Kalahkan Mongolia di Bali Bash Internasional
4
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
Olahraga
7 jam yang lalu
Kembali Unjuk Kebolehan, Aditya Kalahkan Pecatur Kawakan GM Thien Hai Dao
5
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
Olahraga
7 jam yang lalu
Seleksi Lokakarya Wasit dan Asisten Wasit Liga 3 Tahun 2023/2024 Bergulir
6
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Olahraga
4 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal, Timnas U 23 Indonesia Diharapkan Bisa Tampil Seperti Lawan Korsel
Home  /  Berita  /  Lingkungan

1.000 Hunian Sementara dari Indonesia untuk Rohingya

1.000 Hunian Sementara dari Indonesia untuk Rohingya
Pengungsi Rohingya membangun hunian sementara yang disumbang dari masyarakat Indonesia melalui lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di kamp pengungsian Madhuchara, Kutupalong, Cox's Bazar. [Antara]
Minggu, 24 Desember 2017 07:45 WIB

COX'S BAZAR - Suasana kamp pengungsian Rohingya di Madhuchara, Kutupalong, Cox's Bazar, pada Sabtu (23/12) siang begitu sibuk.

Pria dewasa sampai anak laki-laki terlihat mondar-mandir membawa bambu, kayu, dan material bangunan lain. Sebagian lagi, membongkar tenda pengungsian yang sudah usang dan memasangnya dengan kerangka bambu.

Para pengungsi dan juga dibantu relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) bahu membahu membangun hunian yagn lebih layak untuk pengungsi.

"Saat ini ACT fokus membangun 1.000 hunian sementara bagi pengungsi, karena biar bagaimanapun juga mereka butuh hunian yang layak dan nyaman," kata Manajer Program Global Humanity Response ACT, Anca Rahadiansyah.

Menurut Anca, pengungsi Rohingya sudah memasuki transisi pemulihan sehingga ACT sekarang fokus pada Program Pemulihan dan Rekontruksi untuk Rohingya. Nantinya tak hanya hunian sementara, tapi akan dibangun sebuah kompleks pengungsian yang terdiri dari 10 blok. Masing-masing blok terdapat 100 unit shelter.

Setiap blok akan memiliki masjid dan madrasah yang akan memfasilitasi pengungsi untuk beribadah dan tempat bagi anak-anak pengungsi belajar. Anca mengatakan, sudah ada sekitar 700 shelter yang sudah dibangun dan 500 unit diantaranya sudah ditempati para pengungsi.

Hunian yang mereka tempati tidak lagi berupa tenda tipis yang terbuat dan terpal dan lembaran plastik, melainkan terpal yang dilapisi bambu sebagai penahan di bagian luar yang dilindungi atap seng serta lantai rumah yang dicor.

Shelter tersebut layaknya sebuah rumah yang memiliki kamar, ruang keluarga, serta dapur untuk setiap keluarga. ACT juga memfasilitasi 336 toilet umum dimana 100 toilet sudah bisa dipakai, juga 8 unit madrasah dan 8 unit masjid.

Maji atau ketua RT di kawasan Madhuchara Kafaetullah mengatakan saat ini pengungsi memang membutuhkan tempat tinggal yang layak karena di Bangladesh sudah memasuki musim dingin. "Saya bertugas untuk mendaftar nama-nama pengungsi dan mengaturnya dengan adil," kata Kafaetullah yang sebelumnya merupakan seorang guru di Myanmar.

"Kami juga ingin ucapkan terimakasih untuk Indonesia dan ACT" tambahnya.

Editor:TAM
Sumber:Antara
Kategori:Umum, Lingkungan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/