Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Olahraga
18 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
2
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
17 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
3
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
17 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
4
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
17 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
5
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Olahraga
17 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
6
Buat 1.000 Lilin dari Minyak Jelantah, SMAN 13 Jakarta Diganjar Rekor MURI
Umum
13 jam yang lalu
Buat 1.000 Lilin dari Minyak Jelantah, SMAN 13 Jakarta Diganjar Rekor MURI
Home  /  Berita  /  Pendidikan

Adnan Ganto Dapat Gelar Doktor Honoris Causa dari Kampus Aceh

Adnan Ganto Dapat Gelar Doktor Honoris Causa dari Kampus Aceh
Adnan Ganto (pakai toga/7 dari kanan)
Selasa, 09 Januari 2018 15:40 WIB

BANDA ACEH - Adnan Ganto mendapatkan anugerah gelar doktor honoris causa (Dr HC) dari Unsiah di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Selasa (9/1/2018). Penganugerahan gelar kehormatan ini merupakan keempat kalinya dilakukan kampus tersebut.

Gelar Dr HC yang pertama dari diberikan untuk Mahathir Muhammad, mantan perdana menteri Malaysia, kedua untuk Susilo Bambang Yodhoyono, mantan presiden Republik Indonesia, ketiga untuk Muhammad Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia.

Menurut Rektor, pemberian Dr HC kepada Adnan Ganto karena dinilai telah memberikan kontribusi maksimal untuk Aceh. Adnan berperan menumbuhkembangkan kemapanan sistem ekonomi dan perbankan di Aceh secara signifikan.

Salah satunya proses transformasi Bank Pembangunan Aceh menjadi Bank Syariah Aceh. Adnan juga dinilai bukan hanya membantu di bidang ekonomi dan perbankan semata, tetapi juga di bidang pendidikan, sosial, politik dan kebudayaan. Rektor menilai banyak perguruan tinggi di Aceh yang merasakan kontribusi dari Adnan Ganto.

Selain itu, Adnan dikenal sebagai sosok langka karena mampu menduduki posisi direktur dan komisaris di sebuah bank terkemuka di Amerika Serikat yaitu Morgan Bank. Posisi tersebut menurut Rektor merupakan posisi yang sangat prestisius untuk seorang Asia, terlebih lagi bagi orang Aceh.

Kelangkaan berikutnya ketika Adnan ditunjuk menjadi penasihat Departemen Pertahanan RI sebanyak tujuh kali berturut-turut. Ini menjadikan Adnan sebagai saksi dalam pelbagai peristiwa politik penting di era orde baru dan reformasi.

Pengalaman beliau puluhan tahun di dunia perbankan, baik di Indonesia, Asia Pasifik, Eropa, dan Amerika, sangat mempengaruhi peran beliau dalam menangani secara efesien paket finansial dan prosedur anggaran pemerintah, terkait dengan sistem pendukung yang dibutuhkan oleh angkatan bersenjata Indonesia.

“Beliau ditempa dan dididik dalam berbagai dilema sehingga berani mengambil keputusan penting yang kadang tidak begitu popular bagi sebagian orang,” ujar Rektor.

Sementara itu, dalam orasi ilmiahnya Adnan Ganto menyampaikan tentang Krisis Keuangan Global 2008 dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Dalam pemaparannya ia menyebutkan krisis keuangan global 2008 berawal dari Krisis Kredit Perumahan di Amerika Serikat yang menyebabkan beberapa Bank di Amerika Serikat mengalami likuidasi.

Krisis ini kemudian meluas menjadi Krisis Keuangan Global dan berdampak negatif bagi Indonesia. Akibat dari ekonomi global yang terus bergejolak akibat krisis utang, Adnan berharap Indonesia perlu mengendalikan pinjaman luar negeri secara terukur. Memperbesar utang luar negeri menurutnya dapat menjadi ancaman di masa depan, terutama ketika nilai tukar Rupiah melemah terhadap US Dolar.

Untuk itu, ia berharap di tahun 2018, Indonesia dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, walaupun diprediksikan dipenuhi tantangan. Adnan menyebutkan ada tiga tantangan ekonomi yang akan dihadapi Indonesia pada tahun ini, yaitu perlambatan konsumsi masyarakat, pelemahan harga komoditas dunia, dan gejolak pasar keuangan global.

Indonesia perlu mengutamakan pembangunan projek infra-struktur strategis secara masif. Karena pembangunan infrastruktur adalah padat modal, dengan demikian akan memberikan efek peningkatan padat karya untuk menyerap lapangan pekerjaan baru. Pembangunan Infrastruktur juga dapat meningkatkan kegiatan ekonomi pada sektor riil. Ini akan memberikan efek positif terhadap peningkatan belanja konsumsi masyarakat yang dapat menopang pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Editor:Kamal Usandi
Kategori:Pendidikan, Aceh
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/