Timbulkan Dampak, Penyulingan Minyak Mentah di Bireuen Diprotes Warga
Penulis: Joniful Bahri
Dampak yang ditimbulkan berupa asap yang mengeluarkan bau menyengat.
Mewakili warga Gampong Blang Seupeung, Razali kepada wartawan, mengatakan, mereka memprotes lantaran sudah tidak kuasa menahan dampak asap dari penyulingan minyak tersebut.
“Selama ini, aktivitas penyulingan minyak menteh itu menabur bau menyengat yang membuat anak-anak dan orang lanjut usia sesak napas,” katanya kepada wartawan, Jumat (12/1/2018).
Razali mengatakan, pihaknya sudah melaporkan pada muspika setempat secara lisan karena menganggap hal itu dapat merugikan mereka.
“Kita melapor hal ini karena keberadaan penyulingan minyak mentah secara tradisional itu kami nilai sangat terganggu, karena di tengah-tengah pemukiman warga. Selain menabur bau, limbah pembuangan penyulingan ini dibuang ke irigasi dan ini juga sangat beresiko bagi tanaman padi di sawah,” katanya.
Surat laporan itu, kata dia, telah ajukan ke camat Jeumpa dan ditandatangani para Peutuha Peut Gampong, Ibrahim Zakaria dan kepala dusun desa itu.
Kami berharap Pemerintah Bireuen maupun dinas terkait segera meindaklanjuti permaslah ini dan memindahkan lokasi pengolahan atau penyulingan minyak mentah itu ke lokasi yang aman dari perumahan warga.
Menanggapi hal ini, Camat Jeumpa, T Taufiq bersama Kapolsubsektor Jeumpa Ipda Kasdin, dan Danpos Ramil Jeumpa Peltu Syaiful meninjau langsung lokasi penyulingan minyak tersebut.
Menurut Taufik, pihaknya telah mengarahkan keuchik setempat agar menggelar pertemuan dengan sejumlah pemilik penyulingan minyak mentah itu untuk mencari solusi atas keluhan warga sekitar.
Taufiq mengatakan, pihaknya sudah menyurati Bupati Bireuen, Saifannur dengan Nomor64/2018 tanggal 10 Januari 2018, perihal keluhan masyarakat tentang penyulingan minyak mentah di Blang Seupeung.
“Kami meminta petunjuk kepada Bupati Bireuen, terhadap keluhan warga tentang imbas bau dan asap bagi anak-anak dan orang lanjut usia di sekitar tempat penyulingan minyak tersebut dan meminta limbahnya tidak dibuang ke saluran irigasi,” kata Taufiq.
Sementara itu, salah satu pemilik usahan penyulingan minyak itu, Faidir, saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, pihaknya akan tetap menanggapi keluhan warga desa itu.
Sebagai salah satu upayanya, kata Keuchik Blang Seupeung ini, dirinya akan segera membuat pipa cerobong setinggi 24 meter ke udara untuk mencegah bau menyengat itu.
“Menyangkut limbah yang terbuang ke saluran irigasi serta tempat penambangan milik warga lainnya, itu terjadi bila saat banjir dan musim hujan seperti beberapa waktu lalu,” katanya.
Sebagai pengelola, ujar Faidir, ia menerima keluhan warga sekitar. Bila ada yang mengganggu, maka akan diupayakan dan disikapi dengan baik, sehingga tempat penyulingan minyak itu dapat terus beroperasi.
“Kami sudah duduk dan melakukan rapat pertemuan dengan warga dan kami akan terus berupaya mencegah asap dan bau, sehingga tidak mengganggu warga,” sebutnya lagi.
Editor | : | Jamaluddin Idris |
Kategori | : | Umum |