Edy Natar Nasution Penuhi Panggilan Ibu Pertiwi dari Bumi Lancang Kuning Untuk Riau Lebih Baik
Penulis: Friedrich Edward Lumy
Selama lebih kurang 34 tahun, Edy Nasution mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara sebagai prajurit TNI Angkatan Darat, lewat tugas dan jabatan yang pernah diembannya.
Bagi dirinya sebagai seorang prajurit yang ditempah diperantauan, tentulah sudah banyak pengalaman, baik suka maupun duka. Ia selalu ingat kata mutiara Jenderal Sudirman, sewaktu dalam pendidikan dan sesudah lulus.
Kata Jenderal Sudirman, prajurit Indonesia bukan prajurit sewaan, bukan prajurit yang menjual tenaganya karena hendak merebut sesuap nasi dan bukan pula prajurit yang mudah dibelokkan haluannya karena tipu dan nafsu kebendaan, tetapi prajurit Indonesia adalah dia yang masuk ke dalam tentara karena keinsafan jiwanya, atas panggilan ibu pertiwi. Dengan setia membaktikan raga dan jiwanya bagi keluhuran bangsa dan negara.
Selama 39 tahun, putra asli Riau kelahiran Bengkalis 29 Mei 1961, hijrah mengenyam berbagai berbagai pengalaman menjalankan tugas untuk membawa bangsa dan negara lebih baik di tempatnya bekerja.
Mengawali karir militer, Edy Nasution sebagai Komandan Pleton tahun 1985, usai lulus Akabri AD. Sebagai Komandan Kompi tahun 1991 pun sudah dijalaninya. Kedua jabatan ini diemban dirinya dalam perjuangan di Timor Timur. Begitu juga di medan perang tahun 2000 di perbatasan Papua-PNG, mampu dilewatinya sebagai prajurit TNI.
Karena kepiawaiannya dalam memimpin serta tegas dan berwibawa, Edy Nasution diberikan kepercayaan menjadi Komandan Batalyon 515/ Kostrad tahun 1998. Prestasi dan kepangkatan Edy pun mengantarkannya menjadi Komandan Distrik Militer (Dandim) di OKI tahun 2001.
Mendapatkan kepercayaan bertugas di markas komando, Edy Nasution mengemban tugas dalam urusan pengawasan atau inspektorat, sebagai Inspektur Madya Itjen TNI (2003), Sespri Irjen TNI (2005), dan Kabag Anev Itjen TNI (2007).
Prestasi Edy Nasution yang semakin gemilang, mengantarkannya ke posisi Inspektur Utama Itjen TNI tahun 2010 dan Sekretaris Itjen TNI (2012), serta Inspektur Kodiklat TNI (2015). Hal ini dibuktikannya lagi saat dia ditugaskan Pembinaan Atase Pertahanan (India, Iran, Pakistan) pada tahun 2007, Wasrik Atase Pertahanan (Jerman, Prancis, Inggris, Spanyol) tahun 2010 serta Wasrik Atase Pertahanan (Washington DC, New York, Brazilia) pada tahun 2014.
Tanggal 24 Agustus 2017 lalu, Brigjen TNI H Edy Afrizal Natar Nasution resmi memegang tongkat komando sebagai Komandan Resor Militer 031 Wirabima. Edy menggantikan senior nya Brigjen TNI Abdul Karim yang mendapat jabatan baru sebagai kadis Bintalad Mabes TNI. Posisi terakhir Edy Nasution sebelum ditugaskan sebagai Danrem 031 Wirabima adalah Inspektur Umum Itjenad sejak 2015.
Edy Nasution yang merasakan balik kampung merasa terpanggil untuk membuat Bumi Lancang Kuning menjaldi lebih baik. Kesempatan yang tak begitu lama ini makin menyemangatinya untuk menjelajah seluk-beluk Riau yang pernah dinikmatinya semasa kecil dulu hingga remaja.
Pendidikan agama Islam di Madrasah sewaktu masa kecilnya di Bengkalis, membuktikan bahwa kehidupun religius selama ini memang tak pernah jauh dari dirinya. Kabarnya, Edy sudah terbiasamelakukan salat subuh berjamaah di mana pun dia ditugaskan dan menjadi khatib salat Jumat.
Menjelang masa pensiun dari militer, Edy Nasution mendapat pinangan dari Syamsuar untuk menjadi bakal calon Wakil Gubernur Riau dalam Pilgubri 2018. Dua tokoh Riau ini memiliki kesamaan visi dan misi untuk membuat Riau lebih baik. Seperti diketahui keduanya diusung oleh PAN, PKS dan Nasdem.
Sebagaimana yang diungkapkan Jenderal Besar Sudirman, prajurit Indonesia bukan prajurit sewaan yang menjual tenaganya karena hendak merebut sesuap nasi. Tapi prajurit yang masuk ke dalam tentara karena keinsafan jiwanya atas panggilan ibu pertiwi. ***