Warga Bukitbatu Titip Tiga Harapan kepada Syamsuar
Penulis: Ira Widana
Bukan hanya numpang lewat kembali ke Siak, Bakal Calon Gubernur Riau yang menjabat Bupati Siak ini juga melakukan silaturrahmi dengan masyarakat Desa Sungai Selari Bukitbatu tepatnya di kediaman Nusirwan Syafi''i, Selasa (23/1/2018) ba'da Isya.
Dalam pertemuan yang dimulai dengan makan malam bersama itu, tokoh masyarakat, Mahadar menyampaikan harapan warga kepada Bupati yang telah berhasil membangun Siak lebih baik.
"Alhamdulillah malam ini kita bisa bertemu langsung dengan Pak Syamsuar, selama ini kita hanya mendengar betapa bagusnya Pak Syamsuar memimpin Siak, sekarang kami melihat langsung," kata Mahadar.
Terkait majunya Pak Syamsuar sebagai calon Gubernur Riau, kata Mahadar, masyarakat sangat mendukungnya dan jika jadi nantinya ikhtiarnya ini berkabulkan, masyarakat Bukitbatu sampaikan beberapa harapannya. Harapan ini adalah dari hari nurani masyarakat.
Di antara harapan itu, kata Mahadar, meminta agar jalan Bukitbatu - Duri yang belum selesai sampai sekarang, bisa diselesaikan.
"Ada juga harapan kami, bahwa Desa Burukbakul belum tersentuh sama sekali sebagai kawasan industri pertanian. Padahal niat itu sudah dicanangkan sudah sejak lama," kata Mahadar.
"Kami juga mendoakan, mudah-mudahan nantinya dana desa bertambah, karenanya kami menitip harapan di pundak Pak Syamsuar. Ini adalah permintaan hari nurani kami," ucap Haji Mahadar.
Mengawali sambutannya, Syamsuar mengatakan, bahwa dirinya sudah memenuhi persyaratan pencalonan dan Insya Allah tanggal 14 Februari 2018 mendatang ditetapkan sebagai calon Gubernur Riau.
"Maju sebagai calon Gubernur Riau adalah panggilan hati nurani untuk memperluas amal ibadah saya, apalagi dukungan dari masyarakat begitu besar," ungkap Syamsuar.
Riau dengan begitu besarnya potensi yang ada, rasanya bisa berbuat lebih banyak lagi untuk kesejahteraan masyarakat. Namun semuanya terpulang kepada pemimpinnya dalam mengambil kebijakan.
"Jika kami jadi gubernur, Insya Allah kami berupaya menyelesaikan persoalan-persoalan pembangunan di daerah ini yang betul-betul memjadi harapan masyarakat," kata Syamsuar.
Masalah Burukbakul ini, kata Syamsuar, sejak dia menjadi pegawai rendahan di Bengkalis namun sampai sekarang juga belum menjadi kawasan industri pertanian. Bahkan, nama Buton yang sama sekali belum terdengar sekarang sudah menjadi kawansan industri.
"Saya tidak mau menyalahkan siapa-siapa, yang jelas hal ini harus diurus. Sebab, ini semua sangat berimbas pada pertumbuhan perekonomian masyarakat," ucap Syamsuar.
Cara Burukbakul ini menjadi kawasan industri, maka harus masuk dalam tata ruang terlebih dahulu. Jika tidak, orang tidak akan mau berinvestasi.***