Menyedihkan, Telat Datang Ke Pernikahan, Wanita Ini Ditinggal Tunangan
Selasa, 30 Januari 2018 13:44 WIB
Duh! Seorang wanita bernama Nichola Tuohy di Inggris ditinggal tunangannya karena dia terlambat datang ke pernikahannya sendiri. Mengapa dia bisa terlambat datang?
Tuohy terbangun dengan rasa panik karena dia tahu banyak hal yang harus dilakukan. Hal pertama yang dilakukannya adalah mempercantik wajahnya dengan make-up. Dia telah mem-booking tempat rias di pusat perbelanjaan setempat, yang ternyata prosesnya lebih lama dari perkiraan. Hasilnya pun jelek dan membuat Tuohy kecewa. Dia pulang ke rumah, mencuci wajahnya dan merias wajahnya sendiri.
Dia hanya memiliki 90 menit untuk mempersiapkan diri dan bergegas ke tempat pernikahannya. Namun situasi semakin kacau saat dia menyadari dua anaknya yang masih berusia 8 tahun dan 7 tahun masih berada di rumah, karena orangtuanya yang tidak merestui pernikahannya menolak hadir.
Tuohy harus membawa sendiri anak-anaknya ke tempat pernikahan. Namun sebelumnya dia membawa mereka ke hotel untuk bersiap-siap. Dia sempat lama untuk masuk ke kamar karena masalah pembayaran. Belum selesai, di dalam kamar hotel, Tuohy menyadari gaun putrinya yang menjadi pembawa bunga alias flower girl, tertinggal di rumah.
"Saya mulai menangis. Wajah saya tanpa make-up, gaun belum dipakai, tidak ada gaun flower girl dan hanya setengah jam untuk bersiap," tutur Tuohy. Dalam situasi itu, Tuohy mendapat pesan singkat bahwa pendamping wanitanya tidak bisa hadir karena anaknya sakit. Dia lantas menelepon tunangannya, Ferne sambil menangis. Menurut Tuohy, Ferne yang memintanya bergegas datang, malah membuatnya semakin stres dan panik.
Situasi belum selesai saat Tuohy menyadari mobil pernikahan yang dipesannya tidak memiliki sabuk pengaman untuk anak-anaknya, karena memang dirancang untuk hanya membawa sang mempelai wanita. Dia pun terpaksa mengemudikan mobilnya sendiri bersama kedua anaknya ke tempat pernikahan.
Gereja yang menjadi lokasi upacara pernikahan berjarak 32 kilometer dan Tuohy hanya memiliki waktu 30 menit. Tuohy semakin putus asa. "Saya mengalami gelombang panik dan lemas, saya hanya berbaring tak berdaya. Hari saya hancur menyadari saya melewatkan pernikahan saya sendiri. Saya meninggalkan mempelai pria tanpa sengaja," ucapnya.
Saat Tuohy tiba di tempat resepsi pernikahan, situasinya semakin buruk. "Darren pucat. Dia dibiarkan berdiri di depan para tamu, memohon kepada pendeta untuk menunggu tapi ada banyak pernikahan lain yang akan berlangsung," imbuh Tuohy.
Usai pernikahan yang gagal itu, Tuohy dan Ferne memutuskan untuk berbicara namun keduanya tidak berkomunikasi dengan baik. Keduanya tetap menjalin hubungan selama beberapa saat sebelum akhirnya berpisah. "Saya tahu ini karena pernikahan. Saya hanya berharap suatu saat dia bisa memaafkan saya," tandas Tuohy mengakhiri kisahnya.
Dilaporkan media lokal Inggris, The Sun dan dilansir news.com.au, Selasa (30/1/2018), Tuohy membiarkan calon suaminya, Darren Ferne (40), berdiri sendirian di altar dan dia baru datang saat resepsi pernikahan digelar. Kecewa karena Tuohy terlambat, Ferne pun meninggalkannya. Insiden ini terjadi pada Juli 2016 lalu, namun media-media Inggris baru memberitakannya pekan ini.
Dalam keterangannya, Tuohy yang merupakan ibu dari 3 anak ini menyebut ada banyak faktor yang membuat dirinya tidak bisa datang tepat waktu saat upacara pernikahannya digelar tahun 2016 lalu. Mulai dari masalah make-up yang jelek, gaun putrinya yang tertinggal di rumah hingga pendamping wanitanya tidak bisa datang.
Tuohy terbangun dengan rasa panik karena dia tahu banyak hal yang harus dilakukan. Hal pertama yang dilakukannya adalah mempercantik wajahnya dengan make-up. Dia telah mem-booking tempat rias di pusat perbelanjaan setempat, yang ternyata prosesnya lebih lama dari perkiraan. Hasilnya pun jelek dan membuat Tuohy kecewa. Dia pulang ke rumah, mencuci wajahnya dan merias wajahnya sendiri.
Dia hanya memiliki 90 menit untuk mempersiapkan diri dan bergegas ke tempat pernikahannya. Namun situasi semakin kacau saat dia menyadari dua anaknya yang masih berusia 8 tahun dan 7 tahun masih berada di rumah, karena orangtuanya yang tidak merestui pernikahannya menolak hadir.
Tuohy harus membawa sendiri anak-anaknya ke tempat pernikahan. Namun sebelumnya dia membawa mereka ke hotel untuk bersiap-siap. Dia sempat lama untuk masuk ke kamar karena masalah pembayaran. Belum selesai, di dalam kamar hotel, Tuohy menyadari gaun putrinya yang menjadi pembawa bunga alias flower girl, tertinggal di rumah.
"Saya mulai menangis. Wajah saya tanpa make-up, gaun belum dipakai, tidak ada gaun flower girl dan hanya setengah jam untuk bersiap," tutur Tuohy. Dalam situasi itu, Tuohy mendapat pesan singkat bahwa pendamping wanitanya tidak bisa hadir karena anaknya sakit. Dia lantas menelepon tunangannya, Ferne sambil menangis. Menurut Tuohy, Ferne yang memintanya bergegas datang, malah membuatnya semakin stres dan panik.
Situasi belum selesai saat Tuohy menyadari mobil pernikahan yang dipesannya tidak memiliki sabuk pengaman untuk anak-anaknya, karena memang dirancang untuk hanya membawa sang mempelai wanita. Dia pun terpaksa mengemudikan mobilnya sendiri bersama kedua anaknya ke tempat pernikahan.
Gereja yang menjadi lokasi upacara pernikahan berjarak 32 kilometer dan Tuohy hanya memiliki waktu 30 menit. Tuohy semakin putus asa. "Saya mengalami gelombang panik dan lemas, saya hanya berbaring tak berdaya. Hari saya hancur menyadari saya melewatkan pernikahan saya sendiri. Saya meninggalkan mempelai pria tanpa sengaja," ucapnya.
Saat Tuohy tiba di tempat resepsi pernikahan, situasinya semakin buruk. "Darren pucat. Dia dibiarkan berdiri di depan para tamu, memohon kepada pendeta untuk menunggu tapi ada banyak pernikahan lain yang akan berlangsung," imbuh Tuohy.
Usai pernikahan yang gagal itu, Tuohy dan Ferne memutuskan untuk berbicara namun keduanya tidak berkomunikasi dengan baik. Keduanya tetap menjalin hubungan selama beberapa saat sebelum akhirnya berpisah. "Saya tahu ini karena pernikahan. Saya hanya berharap suatu saat dia bisa memaafkan saya," tandas Tuohy mengakhiri kisahnya.