Setelah Belasan Tahun, Akhirnya Pekanbaru Bangun Rumah Sakit
Penulis: Chairul Hadi
Rumah sakit Tipe C ini memiliki 13 pelayanan kesehatan, antara lain Poli gigi, Poli umum, Poli Spesialis anak, kandungan, paru-paru, THT, Urologi, Jantung, Kulit IGD, laboratorium, bedah plastik dan akupuntur. Tentunya, 'dahaga' masyarakat akan pelayanan prima dibidang kesehatan dapat dijawab oleh rumah sakit tersebut.
Ditangan dingin Firdaus, percepatan pembangunan rumah sakit ini tuntas jua. Tentunya akan berkembang pesat. Wajar saja, disekitar terdapat pemukiman masyarakat, bahkan dekat dengan daerah tetangga, yakni Kecamatan Tambang dan Tapung. Ditambah sekarang ini di sekitarnya tidak ada rumah sakit pemerintah. Kalau harus berobat, warga harus ke pusat kota atau ke rumah sakit swasta.
RSD Madani yang soft launchingnya dilakukan pada akhir Januari 2018, yaitu enam bulan setelah Walikota Firdaus dilantik (Periode kedua, red) ini akan jadi secercah harapan pelayanan kesehatan yang terbaik. Bahkan saat soft launching tersebut, masyarakat pun tumpah ruah dan menyambut dengan bergembira.
Sekedar diketahui, RSD Madani ini dibangun dalam proyek multiyears yang didanai pada tiga tahun anggaran. Tahun pertama (2014) pembangunan menghabiskan dana sebesar Rp6,3 Miliar, di tahun kedua (2015) dana yang dikucurkan sebesar Rp41,4 Miliar dan tahun ketiga menghabiskan dana Rp42,3 Miliar. Total dipagu anggaran sebesar Rp90 Miliar dan nilai kontraknya Rp80,9 Miliar.
"Masyarakat Pekanbaru telah lama menanti Rumah Sakit ini. Alhamdulillah, kita dapat menghadirkan Rumah Sakit Madani untuk masyarakat Pekanbaru khususnya dan Riau umumnya," ungkap Walikota Pekanbaru Firdaus.
Rumah sakit tersebut nantinya dikonsep dengan istilah green hospital. Artinya ramah secara lingkungan dan ramah dalam pelayanan dan fasilitas. Konsep Green Hospital ini pernah ia laporkan kepada Menteri Kesehatan RI pada tahun 2013, dan mendapat apresiasi. Firdaus bahkan mengatakan bahwa Menteri kesehatan meminta dibuatkan prototype dan dijadikan model ke daerah lainnya.
Selain memiliki 13 pelayanan, ke depannya RSD Madani juga dapat menerima rujukan pasien dari kabupaten/kota lainnya. Dengan pertimbangan RS pemerintah lainnya tidak mampu mengcover pasien.
Hal itu dibenarkan oleh Ketua Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Riau dr Asnan. Ia menyatakan bahwa RSD Madani dapat menerima pasien rujukan dari kabupaten/kota lainnya, dengan syarat, rumah sakit asal pasien memiliki tipe sama dengan RSD Madani atau dibawahnya.
"Boleh menerima pasien rujukan jika RS Pemerintah (RSUD Arifin Ahmad, RS Petala Bumi dan RSJ Tampan) tidak mampu menampung pasien. Itupun standarnya harus tipenya sama dan di bawah RSD Madani. Di atas itu sebenarnya juga boleh," katanya.
Dioperasionalkannya RSD Madani ini merupakan wujud kepedulian pemerintah Kota Pekanbaru terhadap kesehatan dan pelayanannya, serta membuka peluang baru bagi bisnis yang bergerak dibidang kesehatan sehingga terbentuk masyarakat yang sehat, cerdas serta lingkungan sehat.
Di sini ada 91 tenaga medis, antara lain 21 orang dokter spesialis, sembilan dokter umum, tiga orang dokter gigi, 27 perawat, tiga orang perawat gigi, 11 bidan, tiga orang ahli gizi, dua analisis, satu orang apoteker dan satu asistennya, satu fisioterapi, satu orang rekam medik, dan delapan orang manajemen.
Mereka semua akan siap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, terutama dari kalangan yang berpenghasilan rendah. Bahkan kata Walikota Pekanbaru, jika memungkinkan, bisa dilakukan 'jemput bola', alias mendatangi rumah dari warga yang sakit. (advertorial)
Kategori | : | Umum, Riau, Pemerintahan |