Pengamat: Demokrasi Harus Terealisasi di Partai Aceh
BANDA ACEH - Deputi Politik Hukum, Institute Democracy and Justice (IDJ), Erlanda Juliansyah Putra mengapresiasi langkah Ketua Umum Partai Aceh (PA), Muzakir Manaf yang memberikan ruang demokrasi bagi para kadernya untuk maju sebagai calon ketua umum mendatang.
“Langkah ini harus didukung dan benar benar harus terealisasi di tubuh PA. PA sebagai partai lokal terbesar di Aceh harus dapat menjadi motor penggerak suara kepentingan politik lokal Aceh,” katanya dalam rilis medi ayang diterima GoAceh, Selasa 913/2/2018).
Menurutnya, sangat disayangkan bila partai ini kehilangan tempat di hati masyarakat Aceh hanya karena persoalan kepemimpinan yang tidak mampu berakar hingga ke bawah.
“PA harus benar-benar sadar bahwa kurangnya kursi pada Pemilu 2014 yang lalu adalah peringatan untuk partai ini berbenah, memperbaiki pola komunikasinya ke konstituen. Jangan sampai pemilu tahun depan suara PA ini semakin merosot. Ini harus benar-benar dipikirkan secara matang oleh kader PA,” katanya.
Selain itu, sebutnya, PA harus bertransformasi menjadi partai sipil dan terbuka, tidak harus terus pejuang yang bisa mengisi tempat di PA. Banyak kader PA yang hari ini potensial mengisi ruang ini, mereka juga cerdas dalam menyikapi persoalan. Terutama terkait dengan kepentingan Aceh mereka selalu di depan.
“Kenapa tidak pola regenerasi itu berjalan baik di tubuh PA, toh nantinya konstituen yang akan menilainya,” katanya.
Persoalan demokrasi di partai politik, katanya, tidak hanya terjadi di PA. Di partai lokal lain juga harus diterapkan seperti itu, sebab eksistensi partai lokal itu hanya ada di Aceh. “Aceh membutuhkan komposisi partai lokal ini untuk memperjuangkan identitas lokal, sehingga dapat mengakomodir segala kepentingan masyarakat di setiap lapisannya,” pungkasnya.