Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
16 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
2
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Olahraga
16 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
3
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
15 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
4
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
15 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
5
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
16 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
6
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
12 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Mamah Dedeh dan Oki Setiana Dewi Isi Tausiah Akbar IPEMI Sumut

Mamah Dedeh dan Oki Setiana Dewi Isi Tausiah Akbar IPEMI Sumut
Senin, 26 Februari 2018 10:47 WIB

MEDAN - Kewajiban utama orangtua adalah mengajarkan serta meluruskan tauhid dan menanamkan ibadah dalam kehidupan anak-anaknya, agar tak terlindas dengan arus globalisasi yang memiliki dampak negatif.

Untuk itu, orangtua harus mampu menjadi teladan dalam hal ibadah bagi anak-anaknya. Demikian ditegaskan ustadzah kondang Dedeh Rosyidah, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mamah Dedeh, pada Tausiah Akbar yang digelar IPEMI Sumut bekerjasama dengan Medan Par Par, bertempat di Masjid Al Jihad Jalan Abdullah Lubis Medan.

Tausiah Akbar tersebut tak hanya diisi oleh Mamah Dedeh saja, namun juga menghadirkan Ustadzah Oki Setiana Dewi sebagai penceramah pembuka dalam acara tersebut.

Dalam tausiah yang mengambil tema, “Peran Orang Tua dan Islam Dalam Mendidik Kids di Zaman Now”, Mamah Dedeh mengimbau, agar para orangtua mengetahui dan memahami isi Al Qur’an, sehingga dapat mengajarkan tata cara ibadah yang benar kepada anaknya. 
Menurutnya, tumbuh menjamurnya pengajian-pengajian di dalam masyarakat saat ini patut disyukuri sebagai sebuah gerakan untuk lebih mencintai dan mendalami ilmu agama, sehingga dapat diturunkan kepada keluarga dan masyarakat.

Akan tetapi, ia mengingatkan agar pengajian-pengajian yang diikuti benar-benar sebuah majelis yang memberikan tambahan ilmu bagi para pesertanya. Bukan sekadar komunitas yang diisi oleh kegiatan yang mengedepankan hal-hal kurang bermanfaat.

“Jangan sampai bertahun-tahun waktu kita habiskan untuk mengikuti pengajian namun ilmu agamanya hanya segitu-segitu doang. Bagaimana pula kita dapat mendidik dan mengajarkan ibadah pada anak, jika ilmu yang kita miliki hanya secukupnya saja. Ingat satu hal, bahwa seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya,” tandas Mamah Dedeh.

Ditambahkannya, bahwa fenomena yang ada di masyarakat sekarang ini, di mana etika tak lagi diutamakan, tuntutan agama kerap dikesampingkan, telah menumbuhkan generasi-generasi muda yang tak menghargai orangtua, juga guru atau pendidik di sekolah. Maka tidaklah mengherankan jika kasus kekerasan dari murid kepada gurunya, serta dari anak kepada orangtuanya, kerap menghiasi pemberitaan belakangan ini.

“Ini harus menjadi perhatian kita semua. Tugas orangtua untuk mendidik anak di zaman sekarang adalah tugas yang cukup berat dan harus dilaksanakan dengan baik sebagai bentuk pertanggungjawaban kita terhadap Allah SWT yang telah menitipkan anak sebagai amanah,” ujarnya.

Mamah Dedeh menganjurkan kepada orangtua agar jangan terlalu gaptek atau gagap teknologi, agar tidak dibohongi anak. Kemajuan teknologi harus semampunya dikuasai oleh orangtua agar bisa memantau dan mendampingi tumbuh kembang anak-anaknya.

Mamah Dedeh mengingatkan kembali bahwa keberadaan anak-anak berdasarkan Al Qur’an dibagi atas empat golongan, yakni pertama golongan anak-anak qurrata a’yunin yang soleh dan taat pada Allah, hormat pada orangtua, penyejuk jiwa dan contoh teladan bagi lingkungannya. Kedua, anak yang hanya sebagai perhiasan dunia.

Ketiga, anak-anak yang menjadi sumber fitnah dan ujian bagi orangtuanya serta keempat anak yang hadir sebagai musuh. Untuk itu, Mamah Dedeh menganjurkan para calon ibu yang tengah mengandung harus berhati-hati terhadap apa yang dikonsumsinya, menjaga prilaku serta tutur kata, agar terjaga pulalah akhlak anak-anak yang akan dilahirkannya.

Sementara sebelumnya, Hj Oki Setiana Dewi yang juga pemilik Medan Par Par mengetengahkan ceramah bertema “Membangun Generasi Milenial Yang Sesuai Dengan Syariat Islam.”

Oki menegaskan, bahwa pola pengasuhan anak yang baik dimulai dari pemilihan pasangan yang baik. Menurutnya, wanita yang ingin menjadi seorang ibu harus mulai membekali dirinya dengan ilmu yang terus-menerus diperbarui. Karena seorang ibu yang cerdas dan kuat juga akan menghasilkan anak-anak yang cerdas dan kuat juga.

Ustadzah Oki menunjuk figur Siti Hajar sebagai contoh ibu yang kuat dan cerdas yang melahirkan seorang anak dalam keberkahan yang luar biasa, yakni Nabi Ismail AS. Selain menanamkan nilai tauhid dan tata laksana ibadah, orangtua juga wajib mengajarkan kepada anak-anaknya sopan santun kepada orangtua dan perbuatan baik pada sesama. Tak kalah pentingnya juga memilihkan nama yang baik untuk anak-anaknya serta tak memberikan julukan yang buruk.

“Bahkan saat dalam amarah pun orangtua harus menahan diri dari ucapan yang buruk kepada anaknya. Ucapan orangtua itu adalah doa yang sangat kuat. Dengan demikian jika buruk yang keluar dari mulut kita, maka keburukan itulah yang akan melekat kepada anak kita nantinya.

Ketua IPEMI Sumut, Hj Yulidar Bugis, SE, dalam sambutannya mengajak seluruh muslimah yang hadir dalam kesempatan itu untuk bergabung dengan IPEMI, baik yang telah memiliki usaha maupun yang tertarik untuk memulai sebuah usaha.

Dalam kesempatan terpisah ia menyebutkan bahwa digelarnya kegiatan tausiah akbar yang kedua kalinya dalam masa satu tahun setengah kepengurusan IPEMI Sumut merupakan komitmen organisasi yang dipimpinnya dalam memperhatikan kebutuhan rohani para anggotanya yang didominasi para pengusaha. Selain tausiah akbar, setiap minggunya IPEMI juga menggelar pengajian tahsin untuk menambah ilmu agama para anggotanya.

“Di samping mendukung perkembangan usaha yang dimiliki para anggota, IPEMI juga tak luput memperhatikan kebutuhan wawasan keagamaan bagi para anggotanya. Karena agama dan ibadah memiliki peran penting dalam menyokong kemajuan usaha. Usaha dan doa berjalan seiring serta saling bersinergi dalam kehidupan,” kata Yulidar.

Tausiah akbar Ustadzah Oki dan Mamah Dedeh dihadiri oleh lebih kurang empat ribu jamaah yang umumnya adalah kaum muslimah yang berasal dari berbagai pengajian di Sumatera Utara.

Editor:wen
Kategori:Sumatera Utara, Pendidikan, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/