Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
19 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
20 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
21 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
4
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
21 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
19 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
6
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
5 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Pendidikan Karakter di Sekolah Harus Dibarengi Gerakan Literasi dan Lingkungan

Pendidikan Karakter di Sekolah Harus Dibarengi Gerakan Literasi dan Lingkungan
nu.oe.id
Senin, 26 Februari 2018 16:00 WIB
Penulis: Anita

MEDAN-Sekolah tak hanya sebagai tempat belajar dari buku pelajaran saja. Melainkan, harus menjadi pusat pengembangan karakter calon-calon generasi bangsa.

"Dinas Pendidikan Kota Medan beberapa waktu lalu telah mengumpulkan para kepala SMP Negeri untuk membahas penguatan pendidikan karakter terhadap peserta didik. Dalam pertemuan itu, ditugaskan menyusun suatu standar pembelajaran pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah. Namun, harus dibarengi juga dengan gerakan literasi dan berwawasan lingkungan," ujar Kepala SMPN 6 Medan, Ariffuddin, Senin (26/2/2018).

Diutarakan dia, pendidikan karakter yang dibarengi dengan literasi dan berwawasan lingkungan harus dilaksanakan secara terstruktur, sistematis dan masif.

Artinya, tidak secara sendiri-sendiri atau parsial tetapi harus bersamaan termasuknya juga di sekolah dasar.

"Tak hanya itu saja, seluruh pihak terkait dengan pendidikan harus terlibat di dalamnya, termasuk orang tua. Dengan begitu, barulah hasilnya akan kelihatan," terangnya.

Disebutkan Ariffuddin, program pendidikan karakter yang diterapkan di sekolahnya sudah dijalankan sejak dirinya memegang amanah sebagai kepala sekolah pada tahun 2012 yang dimulai dari pendidikan agama.

"Di sekolah kita ada tiga agama besar yang dianut siswa-siswi, yaitu Islam, Kristen Katolik dan Kristen Protestan. Jadi pembelajaran budi pekerti dalam agama itu merupakan suatu hal yang prioritas. Artinya, tidak hanya kegiatan dalam pembelajaran di kelas saja pendidikan karakter diberikan. Namun, bagaimana perilaku keagamaan anak-anak terus dipantau oleh para guru," sebut dia.

Misalnya, lanjut Ariffuddin, dalam agama Islam, guru-guru harus mengajak muridnya beribadah ketika masuk waktu salat. Begitu juga dengan murid beragama Kristen Katolik dan Kristen Protestan mengajak beribadah.

"Pendidikan karakter dalam pelajaran agama yang diterapkan di SMPN 6 Medan dibarengi juga dengan gerakan literasi sekolah. Jadi, siswa tidak hanya sekedar membaca buku pelajaran atau pengetahuan umum yang lain, tetapi kitab suci agama yang dianut siswa juga harus mereka baca. Makanya, kita membuat program untuk anak-anak yang beragama Islam 'Satu Hari Satu Ayat'. Artinya, setiap harinya mereka harus membaca dan menghafal ayat alquran minimal satu ayat. Program tersebut berjalan secara kontinu khususnya surat-surat pendek agar mereka hafal," paparnya.

Selain itu juga, akan digalakkan salat dhuha dan salat subuh berjamaah. Khusus salat subuh berjamaah, anak-anak melaksanakan di masjid terdekat di rumah. Untuk itu, dibuatkan buku penghubung atau catatan yang nantinya ditandatangani oleh imam di masjid tempat tinggal siswa.

"Guru-guru yang beragama Islam harus memberi dukungan bahwasanya salat subuh itu sebaiknya tidak di rumah melainkan di masjid atau mushalla secara berjamaah," ujarnya.

Sedangkan bagi murid yang beragama Kristen baik Katolik maupun Protestan, sambung Ariffuddin, melaksanakan kebaktian bersama di hari Jumat. Pelaksanaannya, ketika murid beragama Islam melaksanakan salat Jumat. "Kita hadirkan secara rutin pendeta dari luar sekolah yang sudah dibangun kerja samanya oleh guru agama," ucapnya.

Ia menambahkan, program pendidikan karakter yang berwawasan lingkungan juga diterapkan kepada siswa-siswi. Terbukti, SMPN 6 Medan mendapat penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun 2014.

"Kepedulian anak-anak terhadap lingkungan hingga alam harus dijaga terus. Di sekolah kita ada ekstrakulikuler yang berkaitan dengan lingkungan, yaitu Gerakan Anak Muda Pecinta Alam (Gampa). Salah satu kegiatannya, menjaga, merawat dan melestarikan lingkungan serta alam terutama tanaman hias dan pelindung di sekolah. Lebih dari itu, tanaman tersebut dijadikan objek sumber belajar mereka khususnya mata pelajaran biologi," tandasnya.

Editor:Sisie
Kategori:Sumatera Utara, Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/