Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
3 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
3 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
3
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
2 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
4
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
2 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
5
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
1 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Home  /  Berita  /  Umum

Budi Waseso Minta Program GDAD di Gayo Lues Dikawal

Budi Waseso Minta Program GDAD di Gayo Lues Dikawal
Komjen Pol, Budi Waseso yang didampingi Bupati Gayo Lues, Muhammad Amru saat membuka program GDAD di Gampong Agusen Kecamatan Blangkejeren, Senin (26/2/2018) [Dosaino]
Selasa, 27 Februari 2018 08:01 WIB
Penulis: Dosaino

BLANGKEJEREN – Untuk menghilangkan gambaran Kabupaten Gayo Lues sebagai penghasil ganja berkualitas nomor satu di dunia, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Budi Waseso meminta kementerian terkait, Pemerintah Aceh dan Pemkab setempat, untuk serius mengawal Program Grand Design Alternative Development (GDAD) ini.

“Setelah pembukaan dan menanam kopi perdana secara bersama, program ini jangan sampai tidak dikawal dan dibiarkan begitu saja alias kegiatan seremonial belaka. Sebab, jika program ini tidak bisa dinikmati masyarakat, tentu akan mengembalikan mereka menanam barang haram tersebut,” pinta Buwas dalam sambutannya dalam kegiatan pembukaan Program GDAD, di Gampong Agusen Kecamatan Blangkejeren, Gayo Lues, Senin (26/2/2018).

Pasalnya, program ini merupakan salah satu solusi agar masyarakat tidak lagi menanam ganja, melainkan menanam tanaman yang lebih bermanfaat. “Kita harus memikirkan, bagaimana masyarakat petani diberdayakan agar tidak lagi menanam ganja, tetapi menanam tanaman yang lebih produktif,” sampainya di hadapan perwakilan Kementerian Pertanian, Bappenas, Koperasi serta Kehutanan dan Lingkungan Hidup.

Saat ini kata Buwas, tanaman ganja bukan saja hanya ada di Aceh, tapi di daerah Papua juga sudah ada. Oleh sebab itu, ke depan peran ibu perlu digalakkan dalam memberantas narkoba.

“Kita memberantas narkoba harus dari keluarga. Sebab, 10 persen jaringan narkotika ini membiayai regenerasi untuk pangsa pasar mereka ke depannya, dengan sasaran, anak TK, SD dan SMP, dengan meracuni makanan, ini yang harus kita lawan. Apalagi sudah ada kasus, anak 6 bulan sudah terkontaminasi narkoba, ini kan berbahaya sekali,” ungkapnya, seraya menambahkan, meracuni generasi secara masif, dengan tujuan menghancurkan aset Negara ini.

Oleh sebab itu, selain Gayo Lues yang menjadi proyek percontohan program GDAD ini sebut Buwas, ada beberapa daerah lagi di Provinsi Aceh yang juga dilaksanakan program yang sama. ”Untuk menggapai Indonesia hebat dan bebas narkotika, kita ingin mulai dari Provinsi Aceh,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan Kementerian Pertanian, Mukti Sarjono, menyampaikan, tahun ini ada 200 hektare lahan kopi yang sudah disiapkan Kementerian Pertanian untuk Gayo Lues, kemudian peremajaan kopi 400 hektare.

Selanjutnya, tanaman jagung hibrida sebanyak 2050 hektare, padi gogo serta pengembangan cabe merah 25 hektare. “Program tersebut belum termasuk proposal yang baru saja diserahkan tadi oleh Bupati Gayo Lues,” kata Mukti.

Editor:Kamal Usandi
Kategori:Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/