Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
Olahraga
10 jam yang lalu
Semangat Claudia Scheunemann untuk Garuda Pertiwi
2
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
Olahraga
9 jam yang lalu
Borneo FC Jalani Latihan Perdana Hadapi Championship Series
3
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
Olahraga
9 jam yang lalu
Bali United Fokus Persiapan Leg Pertama Championship Series
4
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
Olahraga
9 jam yang lalu
Elias Dolah Ingin Belajar Surfing
5
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
Olahraga
9 jam yang lalu
Tak Kesulitan Adaptasi, Sonny Stevens Pernah Jadi Striker
6
Ketum PITA: Tiga Penghargaan Bappenas Bukti Kinerjanya Heru di DKI Moncer
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Ketum PITA: Tiga Penghargaan Bappenas Bukti Kinerjanya Heru di DKI Moncer
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Minat Tanam Kelapa Hibrida di Aceh Utara dan Aceh Timur Meningkat

Minat Tanam Kelapa Hibrida di Aceh Utara dan Aceh Timur Meningkat
Kelapa hibrida di rumah M Ali di Gampong Pante Meurboe, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur. [Jamaluddin Idris]
Sabtu, 03 Maret 2018 16:15 WIB
LHOKSUKON - Permintaan bibit kelapa hibrida di kalangan petani di Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Timur, Provinsi Aceh, mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir hingga 40 persen, seiring kebutuhan peremajaan serta mengisi lahan kosong.

Pembudidaya bibit kelapa hibrida, M Ali di Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur, Sabtu menyebutkan, bahwa permintaan kelapa hibrida alami peningkatan sepanjang tahun 2017 hingga awal 2018.

"Akhir-akhir ini permintaan bibit kelapa hibrida meningkat, misalnya saja pada akhir 2017 ada sekitar 700 bibit terjual, kemudian Januari 2018 sebanyak 800 bibit dan pada Februari 2018 ada 1.000 bibit lebih terjual," sebut M Ali di sebuah warung kopi di Aceh Timur.

Dikatakan, selama ini bibit kelapa hibrida tersebut dijual untuk para petani di wilayah Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Utara. Dia mengaku sudah lebih dari setahun terakhir menggeluti bisnis bibit itu.

M Ali menambahkan, bibit kelapa hibrida yang dibudidayakan sendiri di rumahnya di Pante Merbo itu dijual kepada petani antara Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per bibit, tergantung umur dan kualitas bibit tersebut.

"Meningkatnya permintaan bibit kelapa hibrida ini karena petani sudah mengetahui, bahwa dalam umur yang singkat pascatanam kelapa jenis ini sudah bisa dipanen, yakni sekitar tahun," sebutnya pula.

M Ali menambahkan, permintaan bibit darinya dilakukan bervariasi, mulai dari 10 bibit hingga 300 batang bibit.

Dia meyakini sebagian petani memesan dalam jumlah sedikit, hanya diisi di pekarangan rumah dan sebagian lainnya masih uji coba.

"Selain bibit kelapa hibrida, kita juga menyediakan berbagai bibit tanaman lain baik tanaman muda dan tanaman tua seperti durian dan lainnya. Bedanya, kalau kelapa hibrida hasil budidaya sendiri, sedangkan durian dan bibit lainnya kita pesan dari Medan (Sumatera Utara)," kata M. Ali.

Abdul Rafar, warga Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara dalam setahun terakhir pernah mencari bibit kelapa hibrida ini, namun saat itu sulit didapatkan maka pihaknya harus memesan ke Kalimantan Timur.

"Saat itu teman saya membutuhkan sekitar 1.000 bibit kelapa hibrida, karena bibitnya sulit kita dapatkan saat itu maka dipesan ke luar Aceh. Dia (temannya) sengaja menanam kelapa hibrida menggantikan dengan kelapa sawit," sbeut Abdul Rafar.

Editor:Jamaluddin Idris
Sumber:antaranews.com
Kategori:Aceh, Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/