Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
11 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
2
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
11 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
3
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
9 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
4
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Olahraga
10 jam yang lalu
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
5
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
9 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
6
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
10 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Perayaan Cap Go Meh di Medan Belum Seperti di Jawa

Perayaan Cap Go Meh di Medan Belum Seperti di Jawa
Sabtu, 03 Maret 2018 08:34 WIB

MEDAN - Perayaan yang sudah berlangsung sejak abad ke-17 ini dirayakan masyarakat etnis Tionghoa di berbagai negara, tidak terkecuali di Indonesia.

Di Jawa perayaan Cap Go Meh bahkan tidak hanya dirayakan oleh masyarakat etnis Tionghoa, tetapi juga masyarakat dari etnis Jawa. Dua minggu sesudah Tahun Baru Imlek atau tepat pada hari ke-15, masyarakat etnis Tionghoa akan merayakan perayaan Cap Go Meh.

Dibeberapa di kota seperti Yogyakarta dan Bandung perayaan Cap Go Meh dikolaburasikan dengan pertunjukan seni budaya dari Jawa. Misalnya seni barongsai dipadukan dengan reog Ponorogo. Kolaborasi itu pun semakin membuat perayaan Cap Go Meh semakin bertambah meriah.

“Di Bandung perayaan Cap Go Meh biasa dipadu dengan pertunjukan kesenian Sunda. Tidak heran kalau saat perayaan Cap Go Meh di Bandung juga disertai dengan pertunjukan Reog,” papar Asep Jaya, salah seorang seniman Sunda.

Perayaan Cap Go Meh di Bandung sudah menjadi even wisata tahunan berskala internasional. Salah satunya Cap Go Meh Bogor Festival yang digelar tiap tahun.

Tapi sayangnya, tradisi seperti itu belum berlangsung di Medan. “Padahal, hal itu bisa dikembangkan dan dikemas sebagai kegiatan wisata,” lanjut Asep.

Sementara, hal itu juga diakui salah seorang warga etnis Tionghoa di Medan, J Anto. Ia menjelaskan, tradisi perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh di Medan belum seperti di Jawa. Di Jawa tradisi ini dirayakan lebih “cair”.

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, membuka perayaan nasional Cap Go Meh di Singkawang, Kalimantan Barat. Sejarah perayaan Cap Go Meh terdiri dari banyak versi. Salah satu versi menyebutkan, tradisi perayaan Cap Go Meh adalah bagian dari kebudayaan masyarakat petani.

Dia Menyebutkan, sesaat menjelang panen mereka akan menyalakan lampu-lampu untuk menjaga ladang mereka dari serbuan binatang perusak ketika malam hari. Mereka juga akan membunyikan bunyi-bunyian untuk mengusir binatang perusak tanaman itu.

Editor:wen
Sumber:medanbisnis
Kategori:Sumatera Utara, Pemerintahan, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/