MPR: Demokrasi Indonesia Memerlukan Biaya Tinggi
Penulis: Muslikhin Effendy
Ucapan selamat itu disampaikan saat keduanya bertemu di rumah dinas Wakil Ketua MPR, Komplek Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (11/4).
Kepada Muhaimin, Vincent mengatakan, Indonesia adalah negara yang besar, karena memiliki rakyat dan wilayah yang besar.
Dengan kondisi tersebut, Indonesia memiliki potensi yang sangat bagus di bidang ekonomi. Sayang potensi tersebut belum dimanfaatkan dengan baik.
Buktinya nilai investasi dan perdagangan Uni Eropa ke Indonesia belum terlalu membanggakan.
"Banyak aturan yang tidak tepat sehingga investor enggan menanamkan investasinya di Indonesia. Misalnya aturan yang tumpang tindih dan Tidak efisien," kata Vincent menambahkan.
Selain itu ada juga persoalan infrastruktur yang harus segera dibenahi, agar investor makin berminat menanamkan investasinya di Indonesia.
Pada kesempatan itu, Vincent memuji demokrasi Indonesia yang sudah mengalami kemajuan pesat bahkan melebihi negara-negara lain di Asean. Meskipun sebagian besar masyarakat Indonesia beragama Islam.
Menanggapi masukan tamunya, Muhaimin mengatakan, demokrasi langsung yang ada di Indonesia adalah sistem demokrasi yang membutuhkan biaya tinggi.
Karena itu, saat ini banyak pihak yang tengah mengkaji ulang sistem demokrasi di Indonesia.
"Dengan sistem demokrasi seperti sekarang program kerja pemerintah ditentukan visi misi presiden terpilihlah saat kampanye. Sehingga dikhawatirkan tidak ada kesinambungan antara satu presiden dengan presiden selanjutnya," kata Muhaimin lagi.
Karena itu, saat ini MPR tengah mengkaji kemungkinan untuk melahirkan kembali haluan pembangunan negara, seperti GHBN pada era pemerintahan orde lama.***
Kategori | : | GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta |