Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
Pemerintahan
24 jam yang lalu
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
2
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
Olahraga
20 jam yang lalu
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
3
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
Umum
20 jam yang lalu
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
4
Ariel NOAH Berbagi Cerita Menjaga Keharmonisan Band
Umum
20 jam yang lalu
Ariel NOAH Berbagi Cerita Menjaga Keharmonisan Band
5
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto
Umum
19 jam yang lalu
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto
6
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
Umum
24 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Mahyudin: Tantangan Bangsa Indonesia, Penjajahan Model Baru

Mahyudin: Tantangan Bangsa Indonesia, Penjajahan Model Baru
Kamis, 19 April 2018 14:06 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
GRESIK - Indonesia adalah negara besar. Dari sisi geografis sangat luas dengan penduduk yang sangat besar. Tapi, negara sebesar Indonesia memiliki sejarah kelam di jajah sangat lama oleh bangsa kecil dari sisi jumlah penduduk dan luas wilayah yakni Belanda.

Mengapa negara tersebut bisa menjajah bangsa besar Indonesia. Hanya satu kuncinya yakni siasat devide et impera atau siasat pecah belah/ adu domba. Dan siasat pecah belah itu masih ada hingga sekarang tapi dalam bentuk lain, kalau dulu pecah belah secara fisik, sekarang pecah belah secara ekonomi dan politik.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua MPR RI Mahyudin di hadapan sekitar seribuan kader DPD Golkar Kabupaten Gresik dan masyarakat umum seputar Gresik peserta Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di Resto Joyo Hartono, Gresik, Jawa Timur, Kamis (19/4/2018).

Lebih jauh, Mahyudin mengatakan bahwa potensi penjajahan model baru dengan metode lama tersebut mesti diwaspadai oleh seluruh rakyat Indonesia.

Kekuatan yang mempersatukan bangsa yang beragam antara lain gotong royong, toleransi dan saling menghormati dibenturkan dengan munculnya ego sektoral, ego kedaerahan dan ego agama, fanatisme SARA yang berlebihan sehingga menyepelekan yang lain membuat ikatan persatuan akan goyah dan lama kelamaan hancur.

"Itulah salah satu tantangan bangsa yang luarbiasa berat bagaimana tetap bersatu ditengah gempuran dan serbuan fitnah serta adu domba apalagi memasuki tahun politik 2018 dan 2019," paparnya.

"Untuk itulah saya berpesan kepada peserta kader Golkar juga secara umum kepada seluruh kader-kader parpol, raihlah kemenangan dalam pilkada dan pileg tapi hindarilah menyentuh-nyentuh isu sensitif isu SARA," lanjutnya.

"Jangan sampai memperoleh kemenangan tapi meninggalkan kehancuran dan merusak persatuan bangsa," tandas Pimpinan MPR putera Kalimantan Timur ini. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/