Lewati Jalan Rusak 1,5 Km, Andi Rachman: Jadi Gubernur Riau Harus Siap Lewat Jalan Rusak
Penulis: Ratna Sari Dewi
"Pak, jalan ke Sungai Aur masih tanah, sekitar 1,5 jam ke dalam. Lanjut pak?," tanya Yulisman, anggota DPRD Provinsi Riau Fraksi Golkar.
Mendengar pertanyaan tersebut, Andi Rachman cuma tersenyum dan memberi kode perjalanan untuk dilanjutkan. Rombongan sampai di lokasi disambut H Ali Nursaid, tokoh masyarakat setempat.
"Terima kasih bapak sudah sampai di sini walaupun melewati jalan jelek. Inilah kisah kami pak tinggal di Desa Sungai Aur ini," ujarAli Nursaid.
Mendengar pernyataan tersebut, Andi Rachman kembali tersenyum seraya berkata. "Bagi saya, melewati jalan jelek itu hal yang wajib pak haji. Sudah tugas gubernur untuk lewat jalan jelek, agar tahu kondisi jalan yang dilewati masyarakat kemudian berkomitmen memperbaiki dan membangun. Gak perlu 'melo' atau pura pura kaget," ungkapnya.
Meski begitu, menurutnya, jalan menuju Desa Sungai Aur ini walaupun tanah tapi masih relatif baik. "Nyatanya saya sempat terlelap sekitar 30 menit di jalan tadi," ungkapnya bercanda.
Andi Rachman menambahkan, Riau ini luas. Ruas jalan provinsinya juga banyak. Apalagi setelah ada perubahan status banyak jalan kabupaten yang rusak naik menjadi jalan provinsi. Jalan rusak itu menjadi ruas favorit yang dilewatinya jika kunjungan kerja ke daerah.
"Melewati jalan yang lebih jelek dan parah dari jalan ke Desa Aur ini saja sudah sering saya lewati. Bahkan ada yang sampai 4 hingga 5 jam saya harus melewati jalan buruk. Ini, tentu menjadi catatan bagi saya untuk dibangun. Tapi bertahap. Tidak bisa provinsi membangun semua jalan itu dalam satu waktu," ujarnya.
Andi Rachman menambahkan, kondisi keuangan pemerintah memang tidak memungkinkan membangun atau meningkatkan semua infrastrukur jalan langsung dalam satu periode waktu. Karena pemerintah juga pasti membangun infrastruktur lainnya. Mulai dari sekolah, kesehatan dan berbagai program lainnya.
Meskipun begitu, ia mahfum saja, masih banyak masyarakat yang tidak puas dengan apa yang sudah dilakukan pemerintah. Misalnya Pemprov Riau sudah bangun jalan rigid secara bertahap ruas Simpang Minas hingga Simpang Pemda arah Perawang sepanjang 19,6 kilometer lebih. Ruas jalan itu dibangun selama tiga tahun mulai dari 2015 hingga 2017 dan menghabiskan anggaran Rp 109 miliar, sharing APBD Provinsi Riau dan APBN.
Sekarang, mulai bermunculan protes lagi karena kelanjutan ruas tersebut mulai dari Simpang Pemda hingga jembatan Meredan terdapat sejumlah titik yang rusak berat. Ruas tersebut sudah beraspal. Hanya saja mobil yang melintas bertonase besar dan melebihi kemampuan jalan sehingga gampang sekali rusak. Perbaikan jalan tersebut saat ini hanya sebatas tambal sulam. Pagi ditimbun, malam berlubang lagi.
Rencananya mungkin akan dirigid sama seperti ruas sebelumnya. Agar lebih kuat dan tidak gampang rusak. "Yang jelas komitmennya sudah ada. Karena ruas sebelumnya sudah rigid. Cuma sekarang teriakan minta perbaikannya lebih dramatis dan masif. Yah, mungkin karena Pilkada. Semuanya 'caper', cari cari perhatian," ujarnya bercanda lagi yang disambut gelak tawa warga Serangge.
H Ali Nursaid pun menimpali ungkapan canda Andi Rachman. "Biasa pak. Kami paham. Kalau sudah seperti ini, semuanya bagai malaikat penyelamat dan berjanji macam macam. Tapi kami yakin, bapak amanah. Kalau bapak bilang bisa, InsyaAllah bapak tunaikan. Kalau rasanya tidak bisa, bapak tidak akan berjanji," tegasnya. (rls)