2.000 Kios Pasar Induk Bakal Digratiskan
Penulis: Anita
Direktur Utama PD Pasar, Rusdi Sinuraya mengakui adanya keluhan dari para pedagang. Sebab, dari 5.000 kios yang ada ternyata baru dihuni sekitar 3.000 pedagang.
Oleh karenanya, kata Rusdi, ia sedang menyiapkan terobosan baru untuk meramaikan kembali pasar tradisional yang terletak di pinggir Kota Medan.
"Kita akan menggratiskan 2.000 kios kepada pedagang yang ingin berjualan di sana. Terobosan ini sedang dikaji seperti apa sekenanya," kata Rusdi yang dihubungi, Kamis (26/4/2018).
Disebutkannya, kios yang bakal digratiskan tersebut diperuntukkan bagi pedagang yang sebelumnya berjualan di kawasan Jalan Sutomo dan sekitarnya. Termasuk juga, pedagang yang kini pindah lapak ke Komplek MMTC Pancing.
"Dengan digrastiskannya kios tersebut diharapkan dapat meramaikan lagi Pasar Induk. Jumlah stan dan kios di sana mencapai 5.000. Tapi, dari jumlah itu hanya 3.000 yang dihuni pedagang, sedangkan sisanya kosong dan belakangan jumlahnya berkurang," ujarnya.
Ia menjelaskan, untuk mendapatkan kios secara gratus, calon pedagang tentu harus melengkapi prosedur seperti KTP dan foto diri saat mengajukan formulir permohonan. Walau gratis, pedagang akan tetap dikenakan biaya pengurusan izin dan retribusi.
"Kalau biaya masuk boleh digratiskan, tapi izin dan retribusi tentu tidak bisa. Kami akan sampaikan kepada pedagang, kebijakan ini untuk meramaikan Pasar Induk," ungkapnya.
Rusdi mengaku, keluhan pedagang soal jarak yang dianggap terlalu jauh sudah dicarikan solusinya. Sebab, jarak atau waktu tempuh akan semakin dekat karena? jalan tembus dari Simpang Selayang segera bisa digunakan.
"Selain jalan rencananya pemerintah juga akan menghadirkan terminal angkutan dan Light? Rail Transit (LRT). Dengan begitu, harapannya mampu menambah daya tarik masyarakat untuk berbelanja.
Ditambahkan dia, ketika sudah? ramai nanti, walau jauh tapu harga murah pasti akan tetap dicari orang. Contohnya, seperti Pasar Induk yang ada di Jakarta. ***
Editor | : | Wen |
Kategori | : | Sumatera Utara, Pemerintahan, Ekonomi |