Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Olahraga
23 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
2
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
Umum
21 jam yang lalu
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
3
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
Pemerintahan
24 jam yang lalu
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
4
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
DKI Jakarta
24 jam yang lalu
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
5
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
Umum
18 jam yang lalu
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
6
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
23 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Home  /  Berita  /  Sumatera Utara

Pedagang Kampung Lalang Mengadu ke Sihar

Pedagang Kampung Lalang Mengadu ke Sihar
Sabtu, 28 April 2018 08:39 WIB
Penulis: Rel
MEDAN - Meski belum terpilih sebagai wakil gubernur dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), namun Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumut nomor urut dua Sihar Sitorus sudah banyak menerima pengaduan dan keluhan warga.

Seperti hari-hari sebelumnya, Jumat (27/4/2018) wakil dari Djarot Saiful Hidayat tersebut kembali menerima pengaduan warga Sumut di pasar tradisional Kampung Lalang.

Sihar yang datang ke lokasi pasar tradisional tersebut langsung dikerumuni warga. Mereka mengaku sudah lama menanti kedatangan calon yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut untuk mengadukan nasib mereka. Mereka adalah pedagang yang dulunya menempati sejumlah kios di pasar tradisional tersebut, namun saat ini tidak memiliki tempat berjualan akibat penggusuran pasar.

"Kami ada 732 pedagang Pak, dan kami sudah tersiksa. Kami ditindas dan dipaksa keluar dari pasar secara tiba-tiba. Kemudian kami tidak memiliki tempat. Katanya pembangunan pasar baru hanya 150 hari sementara ini sudah lebih setahun setelah dirobohkan," Mialisde Sinaga (41) kepada Sihar.

Di hadapan ratusan orang pedagang lainnya, Sinaga mengatakan bahwa banyak dari mereka yang sudah berhenti berjualan yang berdampak pada pengangguran. Ada juga yang mengalami stres berat, dan memilih untuk pulang kampung.

"Kami digusur dan tidak memiliki kejelasan. Kami tidak tahu kapan bangunan ini selesai dan bagaimana daya tampungnya terhadap pedagang. Kami berjualan sudah berpuluh tahun dan berharap ada solusi untuk ini," terangnya.

Erwina Pinem (41) juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya pasar tradisional yang dikelola pemerintahan kota tersebut harus dibangun atas kesepakatan bersama antara pedagang dan pemerintah. Bukan digusur secara paksa dan dengan intimidasi dari berbagai pihak.

"Hanya kepada Bapak kami berharap, tolong sampaikan kepada pemerintah kota Pak. Karena kami sudah sangat tersiksa," katanya.

Mendengar keluhan tersebut, Sihar Sitorus didampingi para pedagang berjalan mengelilingi lokasi proyek pembangunan pasar tradisional baru. Sambil mendengarkan keluhan warga Sihar mengatakan bahwa persoalan yang ada di Sumut sangat beragam. Khususnya menyangkut pasar tradisional yang merupakan salah satu sentra perekonomian warga.

"Kewenangan pasar tradisional ada di pemerintahan kabupaten kota. Namun kita akan tetap berjuang bersama, sebab pasar merupakan tempat melakukan banyak aktivitas yang dibutuhkan masyarakat," katanya.***

Editor:Wen
Kategori:Sumatera Utara, Politik, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/